Senin, 14 September 2009

Mustahik

Tak terasa tinggal 7 hari lagi Ramadhan akan meninggalkan kita semua. Bulan Suci yang penuh Berkah, Rahmat dan Pengampunan.

Dan disaat-saat ini pulalah bagi para kaum Muslim yang mampu diwajibkan untuk membayar Zakat Fitrah yang akan dibagikan kepada para Mustahik sebelum shalat Ied dilakukan.

Mustahik adalah pihak yang berhak menerima zakat yang terdiri dari 8 golongan masyarakat seperti tercantum dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 60;





















60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].


[647] yang berhak menerima zakat ialah:

1. Orang Fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.


2. Orang Miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan.


3. Pengurus Zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.


4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.


5. Memerdekakan Budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.


6. Orang Berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya.


7. Pada jalan Allah (Sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. Diantara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.


8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.

Selasa, 01 September 2009

Mubahalah

Q.S. Ali Imran:61,
Tambah Video














61. Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), Maka Katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; Kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya la'nat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta[197].

[197] Mubahalah ialah masing-masing pihak diantara orang-orang yang berbeda pendapat mendoa kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, agar Allah menjatuhkan la'nat kepada pihak yang berdusta. Nabi mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah tetapi mereka tidak berani dan Ini menjadi bukti kebenaran nabi Muhammad s.a.w.


Peristiwa ini masyhur dan dikenal semua Muslim. Para ulama Islam sepakat bahwa ayat ini diwahyukan berkaitan dengan utusan kaum Nasrani yang datang dari Njaran untuk berdebat tentang masalah Nabi Isa as. dengan Nabi saw. Dalam Al Bihar (jilid 6), Imam Ali menyebutkan peristiwa itu sebagai berikut:

Utusan kaum Nasrani Najran yang dipimpin oleh tiga orang terkemuka, Al Aqib, Muhsin, dan seorang uskup agung; mereka bersama dengan dua orang Yahudi terkemuka menemui Nabi saw. Mereka bermaksud mendebat beliau; sang uskup memulai,"Abul Qasim (Nabi saw), siapakah sang Musa?" Nabi menjawab,"Imran." Sang uskup lalu bertanya,"Siapakah ayah Yusuf?" Nabi menjawab,"Ya'qub."

Sang uskup melanjutkan,"Semoga aku menjadi penebus bagi Anda; siapakah ayah Anda?" Nabi menjawab,"Abdullah bin Abdul Muththalib."

Uskup bertanya,"Siapakah ayah Isa?" Nabi saw. menunggu sejenak sementara Jibril mewahyukan yang berikut kepada beliau,"(Katakan) ia roh Allah dan kalimat-Nya."

Sang uskup lalu bertanya,"Dapatkah ia menjadi roh tanpa memiliki tubuh?" Lagi-lagi sebuah wahyu disampaikan kepada Nabi saw. dan wahyu itu berbunyi,"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya,'Jadilah' (seorang manusia), maka jadilah dia"

Mendengar hal ini, sang uskup agung mengajukan keberatan kepada Nabi yang mengarkan bahwa Isa as. diciptakan dari tanah; ia berkata,"Muhammad, kami tidak menemukan ini ada di dalam Taurat, Injil, ataupun Zabur. Engkaulah orang pertama yang mengatakan hal ini."

Pada saat itulah, ayat mubahalah diwahyukan.

Setelah mendengar ayat ini, para utusan itu mengatakan,"Tetapkanlah bagi kita sebuah rapat yang khidmat (di mana setiap pihak bermohon kepada Allah untuk mengutuk pihak yang lain jika mereka berdusta)." Jawaban Nabi atas hal ini adalah,"Esok pagi, insya Allah."

Esok paginya, Nabi menunaikan salat Subuh dan menyuruh Ali mengikuti beliau dan Fathimah, yang pada gilirannya, menggamit Al Hasan dan Al Husain agar mengikuti Ali. Nabi lalu memerintahkan mereka,"Ketika aku berdoa, kalian harus mengatakan ,'Amin.'"

Ketika melihat keluarga suci Nabi dan bahwa beliau saw. telah membentangkan selembar tikar bagi diri dan keluarganya, para utusan tersebut berkata satu sama lain,"Demi Allah, ia nabi sejati; dan jika ia mengutuk kita, niscaya Allah akan menjawab doanya dan menghancurkan kita. Satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita adalah memohon kepadanya agar melepaskan kita dari rapat ini."

Fakhrur Razi dalam tafsirnya menyatakan,"Uskup agung berkata,'Wahai kaum Nasrani, sungguh aku melihat wajah-wajah manusia, yang jika mereka meminta Allah menggerakkan gunung, Dia pasti akan melakukannya. Jangan adakan rapat ini, atau kalian akan dihancurkan dan tiada orang Nasrani akan tinggal di bumi hingga Hari Kebangkitan.' Utusan itu menghadap Nabi dan berkata,"Abul Qasim, bebaskan kami (dari) rapat yang khidmat ini,' Nabi menjawab,'Sungguh, akan kulakukan; Dia yang mengirimku dengan kebenaran adalah Saksiku, dan jika saja aku mengutukmu, Allah tidak akan menyisakan seorang Nasrani pun di muka bumi,'"

Sumber:
1. Al-Quran
2. Fathimah Buah Cinta Rasulullah Saw; Sosok Sempurna Wanita Surga karangan Abu Muhammad Ordoni

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ ...