Teringat kisah al Fiil... Tentara gajah. Salah 1 pasukan terbaik yang pernah ada di muka bumi saat itu. Lambang kekuatan.
Suku Quraisy dikasih kemuliaan oleh Allah, di antaranya menjadi Penjaga Ka'bah. Rumah Allah.
Abrahah, seorang gubernur Habasya yang berambisi menghancurkan dan meratakan Ka'bah dengan tanah.
Bila satu hal udah mau dilindungi Allah, udah mau ditolong Allah, maka ga ada
yang bisa melawan Kehendak Allah. Ka'bah dan semua jengkal di bumi ini
milik Allah. Termasuk Indonesia. Sejatinya Allah pasti bela jika ada
yang mau merusak.
Masalahnya, jika Allah biarkan hancur, rusak, kacau, jangan-jangan emang ga pantes buat dibela, ga pantes dilindungi, ditolong.
Singkat cerita, pasukan Abrahah sudah bergerak. Menuju Mekkah. Quraisy,
sebagai imam para suku dan suku-suku lain, dengar dan tahu.
Abrahah dan pasukannya berkemah di tempat yang tidak jauh dari Mekkah.
Mereka menjarah ternak-ternak dan dagangan-dagangan orang-orang Mekkah.
Abdul Muthallib menemui Abrahah. Pemimpin ketemu pemimpin. Meminta agar
apa yang dirampas dikembalikan Abrahah.
Abrahah tertawa dan heran.
"Engkau dan kaummu tau. Bahwa aku dan pasukanku datang untuk
menghancurkan Ka'bah... Tapi bukannya meminta kami balik kanan ke negeri
kami. Malah meminta yang kecil, remeh temeh...", Abrahah heran.
Ya. Abrahah heran, ada kesempatan Abdul Muthallib meminta ampunannya
Abrahah, dan memohon agar jangan menghancurkan Ka'bah. Tapi yang Abrahah
dengar malah Abdul Muthallib minta agar Abrahah mengembalikan
ternak-ternak dan dagangan orang-orang Mekkah yang dirampas. Abrahah
menganggap Abdul Muthallib dan Quraisy malah kayak ga mikirin Ka'bah.
Kepentingan Nasional, he he. Begitu kira-kira.
Tapi jawaban
Abdul Muthallib apa? "Kami minta yang memang kami punya. Adapun Ka'bah
itu, ada sendiri yang punya. Allah. Biar saja engkau dan pasukan
bergajahmu berurusan dengan Allah, Pemilik Ka'bah. Robbul Baitil
'Atiiq..."
Pembicaraan antar pemimpin, selesai. Abrahah tidak mau mengembalikan apa yang sudah dirampasnya.
Hari yang ditetapkan, tiba. Pasukan bergajah diberangkatkan.
Deru debu, suara lengkingan gajah-gajah yang terlatih memang untuk
perang, teriakan pasukan tempurnya Abrahah, begitu mencekam. Tapi apa
yang terjadi di seputar Ka'bah sendiri? Mereka meyakini bahwa Allah
pasti menjaga Rumah-Nya.
Keyakinan Abdul Muthallib dan pembesar-pembesar Quraisy, menenangkan seluruh penduduk negeri Mekkah dengan berbagai sukunya.
Pasukan gajah berangkat. Ada kesombongan Abrahah dan pasukannya. Seakan
gajah itu milik mereka dan bisa dikendalikan mereka. Apalagi
gajah-gajah itu sudah dilatih dan dipersiapkan untuk perang. Bukan gajah
taman safari, he he he. Yang ngarep kacang. Gajah-gajah itu, dan apapun
di dunia ini, milik Allah. Pengendali mereka adalah Allah. Termasuk
semua senjata termodern kelak, hari ini, 1400-an tahun sejak Tahun
Gajah, hingga tahun-tahun ke depan. Milik Allah.
Karena milik
Allah. Maka pengendali sebener-benernya adalah Allah. Bukan manusia.
Apapun itu. Nuklir, Drone, Tank, Rudal, dll. Gajah-gajah tempur
berpakaian perang, yang memakai pelindung kepala besi, sudah diarahkan
penunggangnya ke Ka'bah...
Bahkan sudah berangkat... Bagai drone, nuklir, rudal, tank, yang sudah dilepas menju target yang sudah dilocked.
Keanehan terjadi...
Sampe sini, buka dulu gih... Qs. Al Fiil dan Quraisy. Epik yang
diceritakan lansung oleh Penyaksi dan Pengendali Sejarah, tolong dibuka
dulu. Buka dulu 2 surah ini, al Fiil dan Quraisy. Baca teksnya. Baca
artinya. Berulang dan berulang.
Sebelum lagi kemudian burung-burung Ababil diterbangkan Allah, membawa batu-batu kerikil dari neraka. Ada keanehan...
Keanehannya apa? Baca aja dulu 2 surah itu ya. Baca sama artinya. Jangan sekali. Tapi berulang dan berulang.
Burung-burung Ababil itu bagaikan drone super canggih yang dimiliki
Allah, bahkan bukan saja untuk manusia pada zaman itu. Tapi juga bagi
manusia sepanjang zaman. Kalo manusia, khususnya Masyarakat Indonesia,
mau punya senjata yang beginian...
Ya. Bila Indonesia pengen punya
senjata yang dikeluarkan Allah langsung dari Sisi-Nya, yang pastinya ga
ada lawan, caranya gampang. Bahkan ga pake dan ga perlu anggaran APBN.
Ga pake beli kemana-mana, yang aneh juga jadinya. Tank-tank, kapal-kapal
selam, drone, dll... Senjata-senjata super canggih, dibelinya bahkan
dari negara-negara lain. Ya makin ga ada rahasia negara. Kecuali kalo
bikin sendiri.
Senjata milik Allah, belinya pake ketakwaan aja.
Allah ga butuh duitnya manusia. Bertaqwa aja yang bener. Nanti Allah
persenjatai.
Ok, selamat membaca dulu Qs. al Fiil dan Qs.
Quraisy. Nanti saya terusin ceritanya. InsyaaAllah. Tentang keanehan
yang dimaksud.
Doain juga saat hujan begini, agar Masjid Tahfidz DQ dikasih rizki supaya selesai pembangunannya. Makasih ya. Salam.
Ustadz Yusuf Mansur
7 Juli 2014