Senin, 30 Maret 2009

Ya Allah, Jadikan Hamba Termasuk Golongan Mereka

Pada saat membaca judul buku Lelaki Yang Dijamin Surga karangan Ahmad Khalil Jam'ah, saya merasakan perasaan yang luar biasa kaget!! Gimana ga kaget?! Ada lelaki di dunia ini yang dijamin masuk surga selain Baginda Nabi Muhammad SAW!!!

Buku setebal 482 halaman ini pun mulai saya baca. Halaman demi halaman saya baca dengan serius...hingga terkadang mengundang getaran yang begitu hebat di hati dan membuat air mata menetes tak tertahankan.
Allah memang Maha Pemurah dan Maha Pengasih.

Lelaki-lelaki yang disebutkan di dalam buku ini diceritakan dengan sangat apik oleh sang penulis. Inilah sepenggal kisah di dalam buku yang menceritakan kenapa lelaki-lelaki tersebut dijamin surga dan akan diawali dengan kisah dari Malik Bin Sinan...


1. MALIK BIN SINAN
...............
Abu Dujalah berdiri di depan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, melindungi beliau dengan memasang punggungnya menjadi sasaran anak panah. Habib bin Abu Balta'ah mengejar Utbah bin Abu Waqqash yang telah mematahkan gigi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, lalu dia menebaskan pedang kepadanya hingga kepalanya lepas, lalu dia mengambil kuda dan pedang Utbah.

Malik bin Sinan melihat darah mengucur dari pipi atas Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia tak ingat lagi dunia. Dia mendekati beliau dan menyedot darah beliau yang mengucur dan langsung menelannya.

"Muntahkan!" sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepadanya.

Malik menjawab," Demi Allah aku tidak akan memuntahkan selama-lamanya."

Ada yang bertanya padanya," Apakah engkau meminum darah?"

Malik menjawab," Ya itu adalah darah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam"

Maka beliau bersabda," Siapa yang darahnya bercampur dengan darahku, dia tidak akan disentuh api neraka."

Kemudian Malik bin Sinan bangkit untuk mencari orang-orang yang sudah mencelakai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Tapi Ghurab bin Sufyan Al-Kinany, salah seorang penunggang kuda musyrikin mampu menghadangnya dan menebas dengan pedang hingga terluka parah. Tak seberapa lama dia pun gugur sebagai syahid, sementara senyuman senantiasa menghiasi bibirnya. Bagaimana mungkin dia tidak tersenyum, karena dia sudah berhasil bersentuhan dengan wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada detik-detik hidupnya yang terakhir, darahnya bercampur dengan darah beliau yang mulia? Tentu ini merupakan keagungan yang tak terkira.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda," Siapa yang ingin melihat seseorang dari para penghuni surga, hendaklah dia melihat orang ini (Malik bin Sinan)."
...............


2. AMR BIN AL-JAMUH
...............
Amr bin Al-Jamuh Radhiyallahu Anhu berbuat untuk mendapatkan surga, mengharapkannya dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk itu. Diriwayatkan bahwa dia pernah berkata kepada anak-anaknya,"Kalian menghalangi surga dariku pada waktu Perang Badar. Demi Allah, sekiranya aku masih mempunyai sisa umur, tentu aku benar-benar akan masuk surga." Maka sewaktu Perang Uhud dia berada di barisan terdepan.

Harapan Amr bin Al-Jamuh tercapai sudah. Dia mendapatkan kabar gembira sebagai penghuni surga dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Al-Imam Ahmad meriwayatkan, Amr bin Al-Jamuh menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam seraya berkata,"Wahai Rasulullah, apa pendapat engkau sekiranya aku berperang di jalan Allah hingga aku terbunuh, apakah berjalan dengan kakiku dalam keadaan normal di surga?" Sebelah kakinya pincang.

"Benar," jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Dalam Perang Uhud dia terbunuh bersama anaknya, anak saudaranya dan maula-nya. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lewat, beliau bersabda, "Seolah-olah aku melihatmu berjalan dengan kakimu itu dalam keadaan normal di surga."

Ibnu Abdil-Barr meriwayatkan dalam kitabnya yang berbobot, Al-Isti'ab, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bermimpi bertemu Amr bin Haram di surga, lalu beliau bersabda,"Demi yang diriku ada di Tangan-Nya, sesungguhnya ada di antara kalian yang sekiranya bersumpah atas nama Allah, tentu Allah akan mengabulkan baginya, di antara mereka adalah Amr bin Al-Jamuh. Aku pernah melihatnya berpijak di surga dengan kepincangannya."

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah menyampaikan kabar gembira kepada Hindun, istri Amr bin Al-Jamuh, bahwa suaminya, anaknya dan saudaranya berada di surga, sedang menikmati keridhaan Allah. Beliau bersabda, "Wahai Hindun, mereka saling menyayangi di surga, yaitu Amr bin Al-Jamuh, anakmu, Khallad dan saudaramu Abdullah." Hindun berkata,"Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah semoga Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka."
...............


3. ABDULLAH BIN AMR BIN HARAM
...............
Abdullah bin Amr bin Haram termasuk orang yang sukses di sekolah nubuwah dan dia berhasil meraih kesaksian dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, disamping dia mendapatkan perhatian. Setelah dia gugur sebagai syahid di Uhud, kedudukan anaknya, Jabir bin Abdullah juga terangkat di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia mendapat limpahan kasih sayang dan perhatian dari beliau. Penghormatan ini merupakan imbas dari ayahnya yang mati syahid, yang mendapat kabar gembira sebagai penghuni surga dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ketika beliau bersabda kepada Hindun bintu Amr bin Haram,"Wahai Hindun, mereka semua saling menyayangi di surga, yaitu Amr bin Al-Jamuh, anakmu Khallad dan saudaramu, Abdullah."

Hindun berkata,"Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku bersama mereka."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga menyampaikan kabar gembira kepada Jabir, bahwa ayahnya berada di surga, saat beliau bersabda,"Wahai Jabir, bagaimana jika aku menyampaikan kabar gembira kepadamu?"

"Baik, demi ayah dan ibuku sebagai tebusan bagimu,"katanya.

Beliau bersabda,"Sesungguhnya Allah menghidupkan ayahmu kemudian berbicara kepadanya dengan suatu pembicaraan, 'Berharaplah kepada Rabb-mu menurut kehendakmu'. Dia berkata, 'Aku berharap agar dapat kembali lagi (ke dunia) lalu berperang bersama Nabi-Mu, kemudian aku dihidupkan lalu aku terbunuh lagi bersama Nabi-Mu.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya Aku telah menetapkan bahwa mereka tidak dapat kembali lagi'."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira bahwa semua syuhada Perang Uhud berada di surga. Diriwayatkan dari Ibu Abbas Radhiyallahu Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Tatkala saudara-saudara kalian terbunuh di Uhud, maka Allah menjadikan roh mereka berada di badan burung warna hijau, yang menghampiri sungai-sungai surga, memakan buah-buahnya dan menempati pelita dari emas di bawah 'Arsy. Setelah mereka merasakan lezatnya makan dan minuman mereka serta indahnya tempat tidur mereka, maka mereka berkata, 'Aduhai sekiranya saudara-saudara kami mengetahui apa yang diperbuat Allah terhadap kami, agar mereka tidak menghindari jihad dan tidak pula melarikan diri saat peperangan. Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, 'Akulah yang akan menyampaikan keadaaan kalian kepada mereka.' Lalu Allah menurunkan ayat berikut keapada Nabi-Nya, 'Dan, janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rezki."

...............


4. JA'FAR BIN ABU THALIB
...............
Ja'far bin Abu Thalib berpindah ke haribaan Allah bersama dua rekannya, Zaid bin Haritsah dan Abdullah bin Rawahah, lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mempersaksikan mati syahid bagi mereka, sehingga mereka termasuk orang yang dipastikan masuk surga.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira bagi tiga orang pemimpin pasukan Perang Mu'tah sebagai penghuni surga, bahwa mereka mendapatkan kenikmatan di dalamnya. Marilah kira baca kabar gembira ini sebagaimana yang diriwayatkan Al-Waqidy dengan sanadnya, dia berkata, "Ketika dua pasukan saling bertempur di Mu'tah, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam duduk di atas mimbar, lalu ditampakkan kepada beliau apa yang terjadi di Syam, sehingga beliau dapat melihat pertempuran mereka. Beliau bersabda, "Bendera dibawa Zaid bin Haritsah. Syetan menghampirinya dan membuat agar dia mencintai hidup dan membenci mati serta membuatnya merasa senang kepada dunia." Maka dia berkata, "Saat itu ketika iman sudah menguasai hati orang-orang Mukmin, mana mungkin ia mencintai dunia?"

Lalu Zaid maju ke depan hingga gugur sebagai syahid. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menshalatinya dan bersabda, "Mohonkanlah ampunan bagi saudara kalian. Dia telah masuk surga dan dia berusaha untuk itu."

Kemudian bendera diambil Ja'far bin Abu Thalib. Syetan menghampirinya dan membuatnya merasa senang kepada hidup dan membuatnya benci kepada kematian. Maka dia berkata, "Saat ini ketika iman sudah menguasai hati orang-orang Mukmin, mana mungkin ia mengiginkan dunia?" Kemudian dia maju hingga gugur sebagai syahid. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menshalatinya dan berdoa baginya, kemudian bersabda, "Mohonkanlah ampunan bagi saudara kalian karena dia gugur sebagai syahid dan masuk surga. Dia terbang di surga dengan dua sayap yang terbuat dari yaqut, ke mana pun dia suka di surga."
...............


5. UKKASYAH BIN MIHSHAN
...............
Sekarang marilah kita dengarkan Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhu yang menyampaikan kabar gembira bagi Ukkasyah sebagai penghuni surga. Asy-Syaikhanu meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Berbagai umat ditampakkan kepadaku. Aku melihat seorang nabi bersama segolongan orang. Ada seorang nabi beserta satu dan dua orang. Ada seorang nabi tanpa disertai seorang pun. Tiba-tiba ditampakkan satu golongan yang banyak, yang kukira mereka adalah umatku. Dikatakan kepadaku, ‘Itu adalah Musa dan kaumnya’. Aku melihat ke atas, yang di sana ada satu golongan lain yang banyak pula. Dikatakan kepadaku, ‘Itu adalah umatmu. Bersama mereka ada tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab’. Kemudian Rasulullah bangkit dan masuk rumah. Orang-orang saling kasak-kusuk membicarakan orang-orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab itu. Sebagian di antara mereka berkata, ‘Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam‘. Yang lain berkata, ’Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan Allah’. Masih banyak komentar mereka yang lain tentang hal ini. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam keluar dan bertanya, ‘Apa yang sedang kalian bicarakan?’ Setelah mereka memberitahukan, beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan ruqyah, tidak meminta ruqyah, tidak meramal yang buruk-buruk dan kepada Rabb mereka bertawakal’. Ukkasyah bin Mihshan bangkit dan berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka’. Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka’. Kemudian ada lelaki lain yang bangkit dan berdiri, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka’. Beliau menjawab, ‘Engkau sudah didahului Ukkasyah’.

Begitulah Ukkasyah menerima kabar gembira sebagai penghuni surga karena doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Karena kekuatan keyakinannya kepada Allah, karena kecintaannya yang mendalam kepada Rasulullah, karena kekuatan hasratnya kepada kebaikan dan mengharapkan apa yang ada di sisi Allah, maka dia mendahului semua shahabat. Dia meminta agar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa. Beliau mengetahui kebenaran permintaan Ukkasyah, mengetahui keikhlasan dan sifat-sifatnya yang baik sebagaimana yang dimiliki tujuh puluh ribu orang yang dijamin masuk surga. Dengan begitu dia mendapatkan keberuntungan karena doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, di samping karena dia memiliki keadaan yang mulia, zhahir dan batin.

Yang pasti, Ukkasyah mendapatkan sejumlah predikat yang tinggi dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau pernah mensifati dirinya dengan bersabda,"Di antara kita ada penunggang kuda yang paling baik di kalangan Arab."
...............


6. ABU SUFYAN BIN AL-HARITS BIN ABDUL-MUTHTHALIB
...............
Benar. Setelah Abu Sufyan mengumumkan keislamannya, membuang Jahiliyahnya, iman menyusup ke dalam sanubarinya dan melingkupi hatinya, maka apa yang tadinya mustahil menurutnya menjadi mungkin. Imannya menyamai beratnya gunung. Dia merasakan kebahagiaan jika mendapatkan keridhaan Allah dan Rasul-nya. Karena itulah jiwanya menjadi suci dengan menjadi shahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, tabiatnya lurus dan hasratnya tinggi. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam merasuk ke dalam relung hatinya, lalu membentuknya sebagai orang yang bersih, suci dan benar zhahir maupun batinnya. Dia mendapatkan perhatian dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana dia mendapatkan kabar gembira sebagai penghuni surga dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda,"Abu Sufyan bin Al-Harits adalah pemimpin para pemuda penghuni surga."

Kedua bibir Abu Sufyan bin Al-Harits menyunggingkan senyum kebahagiaan ketika dia mendengar kabar gembira baginya sebagai penghuni surga dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kegembiraannya semakin bertambah ketika dia mengetahui bahwa Allah menjamin rezki orang-orang yang sabar bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sewaktu Perang Hunain, bahwa mereka akan masuk surga.

Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Jibril berkata,"Sesungguhnya Allah menjamin bagi mereka (Orang-orang yang sabar sewaktu Perang Hunain) dengan rezki mereka dan rezki keluarga mereka di surga."

Al-Abbas Radhiyallahu Anhu berkata,"Abu Sufyan bin Al-Harits termasuk orang-orang yang rezki mereka dan rezki keluarganya dijamin Allah di surga."

Abu Sufyan terus memberikan kebaikan bagi Islam dan kaum Muslimin. Dia adalah seorang mujahid dan penunggang kuda yang handal, kembali kepada Allah dan zuhud. Pada tahun kedua puluh setelah Hijrah dan sewaktu khilafah Umar bin Al-Khaththab, Abu Sufyan merasakan kedekatan perjumpaannya dengan Allah. Dia menunaikan haji dan rambutnya dicukur tukang cukur. Pada saat itulah tukang cukur tersebut memotong sebuah benjolan di kepalanya, yang membuatnya jatuh sakit. Setiba di Madinah, dia pergi ke Al-Baqi' dan mengurusi sendiri penggalian liang kubur untuk dirinya, tiga hari sebelum dia meninggal dunia. Kemudian dia berkata,"Ya Allah, aku tidak ingin hidup lebih lama lagi setelah kematian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan tidak pula setelah kematian saudaraku. Maka pertemukanlah aku dengan keduanya."

Selagi matahari belum tenggelam pada hati itu, dia pun meninggal dunia. Yang menshalati jenazahnya ialah Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu Anhu. Diriwayatkan bahwa ketika ajal menghampirinya, maka dia berkata kepada keluarganya,"Janganlah kalian menangisi kematianku, karena toh aku tidak pernah melumuri diri dengan kesalahan semenjak aku masuk Islam."
...............


7. HATHIB BIN ABU BALTA'AH

...............
Saat Fathu Makkah, Hathib juga mendapatkan kesaksian lain dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atas kebenaran dan kejujurannya meskipun dia pernah melakukan kekeliruan. Saat itu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menghadap ke arah para shahabat lalu beliau mengabarkan kepada mereka tentang keislaman Hathib yang lebih dahulu dan cobaan baik yang dia terima selama hidupnya, kemudian beliau bersabda kepada mereka,"Dia benar dan jangan katakan kepadanya kecuali yang baik."

Dengan kebersihan jiwanya dan kebaikan perilakunya, Hathib bin Abi Balta'ah Radhiyallahu Anhu mendapatkan kabar gembira sebagai penghuni surga dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhu, dia berkata,"Budak milik Hathib bin Abi Balta'ah, salah seorang dari Bani Asad datang mengadukan tuannya, seraya berkata,"Wahai Rasulullah, Hathib benar-benar akan masuk neraka."

Beliau bersabda,"Engkau dusta. Dia tidak akan masuk neraka, karena dia ikut Perang Badar dan Hudaibiyah."

Dari hadits ini dapat disimpulkan bahwa Hathib bin Abi Balta'ah Radhiyallahu Anhu termasuk ahli surga. Dalam dialog antara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan Umar bin Al- Khaththab Radhiyallahu Anhu kita dapat melihat bahwa semua orang yang ikut dalam Perang Badar mendaparkan kabar gembira sebagai penghuni surga, yaitu ketika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar sehubungan dengan kasus Hathib,"Dia benar dan janganlah kalian mengatakan kepadanya kecuali yang baik."

Umar berkata,"Toh dia sudah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin. Maka biarkan aku memenggal lehernya."

Beliau bertanya,"Bukankah dia termasuk orang yang ikut dalam Perang Badar?" Lalu beliau bersabda lagi,"Boleh jadi Allah melihat orang-orang yang ikut Perang Badar lalu berfirman kepada mereka,'Berbuatlah sesuka kalian karena dosa-dosa kalian telah diampuni."

Kedua mata Umar meneteskan air mata, lalu dia berkata,"Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui."
...............


8. ABDULLAH BIN SALAM
...............
Abdullah bin Salam bergantung kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam layaknya anak kecil yang bergantung kepada ibunya. Dia selalu mengikuti mahjelis-majelis beliau dan hampir tak pernah ketinggalan mengikuti satu majelis pun. Dia menempatkan surga di depan matanya dan berbuat untuk surga, sehingga dia mendapatkan kabar gembira dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai penghuni surga. Sa'd bin Abu Waqqash Radhiyallahu Anhu menyatakan kabar gembira ini, diriwayatkan dari Amir bin Sa'd bin Abi Waqqash, dari ayahnya, dia berkata,"Aku tidak pernah mendengar Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menyatakan kepada seseorang yang masih hidup di muka bumi bahwa dia termasuk penghuni surga melainkan kepada Abdullah bin Salam."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira kepada Abdullah bin Salam sebagai penghuni surga di hadapan sekumpulan shahabat, yang di antara mereka ada Sa'd bin Abi Waqqash, yaitu ketika beliau menerima semangkuk remukan roti dicampur kuah, lalu dia melebihkan sedikit dari makanan itu, seraya bersabda,"Akan masuk dari jalan di antara bukit ini seseorang dari para penghuni surga, yang memakan lebihan makanan ini."

Sa'd berkata,"Sementara sebelumnya aku meninggalkan saudaraku, Umair bin Abi Waqqash bersiap-siap untuk menghadap Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Aku berhasrat dialah orang yang dimaksudkan. Ternyata yang datang adalah Abdullah bin Salam, lalu memakan lebihan makanan itu."

Kabar gembira yang disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bagi Abdullah bin Salam ini menyebar di kalangan shahabat. Yang meriwayatkan seperti itu tidak hanya satu orang. Marilah kita dengarkan tersiarnya kabar gembira ini, sebagaimana yang diriwayatkan Qais bin Ibad, dia berkata,"Aku sedang duduk di Masjid Madinah. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk masjid, yang di wajahnya terlihat tanda kekhusyu'an. Orang-orang berkata,'Itu adalah seseorang dari para penghuni surga'. Lalu orang itu shalat dua rakaat secara singkat. Kemudian dia keluar lagi dan aku pun membuntutinya, Aku bertanya,"Tadi ketika engkau memasuki masjid orang-orang berkomentar,'Ini adalah seseorang dari para penghuni surga'."

Dia berkata,"Demi Allah, tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya. Namun aku akan memberitahukan kepadamu, mengapa begitu. Dulu semasa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam aku bermimpi, lalu aku ceritakan mimpiku itu kepada beliau. Aku bermimpi seakan-akan aku berada di sebuah taman (dia menyebutkan luasnya dan warnanya yang hijau). Di bagian tengahnya ada tiang dari besi, bagian bawahnya di atas bumi dan bagian atasnya di langit, dan di bagian atasnya ada talinya. Dikatakan kepadaku,'Panjatlah'. Aku menjawab,"Aku tidah bisa melakukannya'. Lalu didatangkan seorang pembantu kepadaku, dan dia mengangkat kainku dari arah belakang sehingga aku dapat memanjatnya hingga aku tiba di puncaknya. Aku berpegangan pada tali yang ada, lalu dikatakan kepadaku,'Peganglah yang kuat'. Lalu aku terbangun dan ternyata tali itu ada di tanganku. Setelah itu aku menceritannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,'Taman itu adalah Islam. Tiang itu adalah tiang Islam. Tali itu ialah tali yang kuat. Engkau berada pada Islam hingga engkau meninggal dunia."

Diriwayatkan dari Yazid bin Umairah, bahwa dia pernah mendengar Mu'adz bin Jabal berkata,"Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abdullah bin Salam bahwa dia adalah orang ke sepuluh dari sepuluh orang yang berada di Surga."

Ibnu Katsir juga berkata tentang dirinya,"Abdullah bin Salam Radhiyallahu Anhu, salah seorang pendeta Yahudi yang dipersaksikan sebagai penghuni surga oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan dia termasuk orang yang dipastikan akan masuk surga."
...............


9. HARITSAH BIN AN-NU'MAN
...............
Haritsah bin An-Nu'man merupakan salah seorang shahabat yang mulia dan utama, yang berhubungan dengan Allah pada asas yang benar. Dia membenarkan Allah dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, sehingga Allah pun membenarkannya, sampai akhirnya dia mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam jiwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena dia menghimpun sejumlah sifat yang membuatnya layak ditempatkan dalam golongan orang-orang yang memiliki keutamaan dan kelebihan. Dengan kejujuran, kebenaran dan kesuciannya dia mendapatkan kabar gembira dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagai penghuni surga. Mari kita dengarkan kabar gembira bagi Haritsah ini dari Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu Anha, sebagaimana yang diriwayatkan Al-Imam Ahmad di dalam Al-Musnad, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,"Aku masuk surga lalu tiba-tiba kudengar bacaan. Aku bertanya,'Siapa itu?' Ada yang menjawab,'Dia adalah Haritsah bin An-Nu'man', Beliau bersabda,'Begitulah orang-orang yang berbakti'. Dia adalah orang yang berbakti kepada ibunya."

Haritsah bin An-Nu'man merasakan kebahagiaan karena kabar gembira yang disampaikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ini. Dia juga mendapatkan kesaksian lain, yang menetapkan bahwa dia termasuk para penghuni surga, yaitu lewat pengabaran Jibril Alaihis-Salam. Inilah nash kesaksian itu, dari Urwah, dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa Jibril berkata,"Sesungguhnya Allah menjamin bagi mereka (orang-orang yang sabar bersama Rasulullah saat Perang Hunain) dengan rezki mereka dan rezki keluarga mereka di surga."

Sementara Haritsah bin An-Nu'man termasuk seratus orang yang sabar itu.

Jibril juga pernah menanyakan diri Haritsah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam Perang Hunain,"Siapakah orang itu wahai Muhammad?"

Beliau menjawab,"Haritsah bin An-Nu'man."

Jibril berkata,"Dia adalah termasuk seratus orang yang sabar dalam Perang Hunain, yang Allah menjamin rezki mereka di surga. Sekiranya dia mengucapkan salam, tentu kami membalasnya."
...............


10. ZAID BIN ARQAM
...............
Zaid bin Arqam termasuk pemuka para shahabat yang mulia. Dia hidup sebagai orang yang terpuji, dipersaksikan sebagai orang yang berbahagia. Amanat selalu menyertai dirinya. Dia menjadi sosok teladan dalam ketakwaan dan keshalihan. Dia memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan dia termasuk orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam dari penduduk Madinah, yang aktif menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan dia mendapatkan kabar gembira dari beliau sebagai penghuni surga, karena memang itulah yang senantiasa dia harapan.


Al-Imam Al-Bukhary Rahimahullah mentakhrij dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu Anhu, dia berkata,"Ketika mataku sakit, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjengukku, kemudian beliau bertanya,"Wahai Zaid, sekiranya matamu tetap dalam keadaan sakit begitu, maka apa yang akan engkau lakukan?"

Aku menjawab,"Aku akan bersabar dan mencari keridhaan Allah."

Beliau bersabda,"Sekiranya matamu tetap dalam keadaan sakit begitu kemudian engkau sabar dan mencari keridhaan Allah, maka pahalamu adalah surga."


Al-Imam Ahmad meriwayatkan dalam Fadha'ilush-Shahabah dan juga Ath-Thabrany, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Zaid bin Arqam Radhiyallahu Anhu, ketika matanya sakit,"Kalau begitu engkau akan bersua Allah dan tiada lagi dosamu."


Diriwayatkan bahwa Zaid mengalami kebutaan sepeninggal Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Kemudian Allah mengembalikan lagi penglihatannya. Dengan begitu terjadilah apa yang pernah dikabarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan dengan barakah itu dia mendapatkan surga, sebagaimana semua Anshar mendapat barakah doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yang bersabda,"Ya Allah, ampunilah dosa orang-orang Anshar, anak orang-orang Anshar dan cucu orang-orang Anshar."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjadikan kecintaan kepada orang-orang Anshar sebagi bagian dari iman. Al-Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Tidak boleh membenci orang-orang Anshar orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat."

Zaid bin Arqam adalah orang yang mempelajari dan menghapal hadits-hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ada tujuh puluh hadits yang dia riwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sedangkan yang meriwayatkan darinya ialah Anas bin Malik, Ibnu Abbas dan sejumlah tabi'in seperti Atha' bin Rabbah dan lain-lainnya. Adapun julukan untuk Zaid bin Arqam ialah Abu Amr.
...............


11. HAMZAH BIN ABDUL-MUTHTHALIB
...............
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri di sisi paman beliau, Hamzah setelah mereka memotong telinga dan hidungnya serta membelah perutnya. Sebagian orang Muslim memberitahu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa yang melakukannya adalah Hindun bin Utbah. Dia mengambil sepotong jantungnya lalu hendak menelannya lalu dia memuntahkannya.


"Apakah dia memakan sebagian di antaranya?" tanya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

"Tidak," jawab mereka.


"Sekiranya Hindun dapat memakan jatungnya, maka dia tidak akan masuk neraka selama-lamanya. Hamzah lebih mulia menurut Allah daripada memasukkan sebagian dari jasadnya ke dalam neraka," sabda beliau.


Benar. Hamzah adalah syahid, dia telah gugur, tapi sebenarnya dia tetap hidup di sisi Allah dalam keadaan mulia. Dia telah mengorbankan dirinya bagi Allah, mengabdikan hidupnya untuk menolong Nabi-Nya dan Islam, sehingga Allah memuliakannya dengan mati syahid. Tahukah engkau bagaimana derajat orang yang mati syahid?


Firman Allah,"Dan, janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rezki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tiada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman." (Ali Imran: 169-171)


Beliau menyambung sabda beliau, mengungkapkan kesedihan beliau atas kematian sang paman, sekaligus memberitahukan kedudukan dan derajatnya di sisi Allah, beliau bersabda,"Jibril mendatangiku lalu memberitahukan kepadaku bahwa Hamzah bin Abdul-Muththalib tertulis di antara para penghuni langit yang tujuh: Hamzah bin Abdul-Muththalib adalah singa Allah dan singa Rasul-nya."


Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan untuk mendatangkan mantel lalu menshalatinya. Kemudian beliau mendatangi para syuhada, satu per satu, menshalati mereka semua. Sampai-sampai beliau shalat hingga tujuh puluh dua kali. Setelah itu beliau memerintahkan untuk menguburkan mereka semua.


Kesaksian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap Hamzah merupalan kesaksian yang paling baik dan paling agung, kesaksian yang menggambarkan kedudukan Hamzah. Beliau bersabda tentang dirinya sebelum dikuburkan,"Rahmat Allah atas dirimu, karena engkau seperti yang aku ajarkan kepadamu, engkau banyak melakukan kebaikan dan menyambung tali persaudaraan."


Betapa indah kesaksian ini. Dari siapakah kesaksian itu? Tiada lain itu merupakan kesaksian dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.


Setelah usai mengurusi semua syuhada Perang Uhud, beliau bersabda menyampaikan kabar gembira kepada mereka dengan kabar gembira yang paling baik,"Aku menjadi saksi atas kalian, bahwa tidak ada orang yang terluka dengan suatu luka di jalan Allah melainkan Allah membangkitkannya pada Hari Kiamat, sedang lukanya itu berdarah, warnanya warna darah dan aromanya aroma minyak kesturi."
...............


12. ABDULLAH BIN JAHSY
...............
Setelah berbicara dengan Sa'ad, Abdullah bin Jahsy menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berkata,"Wahai Rasulullah, sebagaimana yang engkau lihat, orang-orang Quraisy itu sudah bersiap-siap. Sementara aku sudah memohon kepada Allah dan Rasul-Nya, kukatakan,'Ya Allah, aku bersumpah atas nama-Mu, agar esok kami bertemu musuh, lalu biarlah mereka menyerangku, menguburku dan mencincangku, lalu aku bertemu dengan-Mu dalam keadaan terbunuh dalam keadaan seperti itu, lalu Engkau berfirman,'Karena apa keadaanmu seperti ini?' Aku menjawab,'Karena Engkau'." Kemudian Abdullah bin Jahsy menyambung perkataannya,"Aku menyampaikan permintaan lain kepada engkau, agar engkau mengurus warisanku sepeninggalku."


"Ya," jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.


Masing-masing pasukan sudah bersiap-siaga di tempatnya. Sementara para wanita Quraisy berlalu-lalang di antara barisan, membakar semangat para prajurit. Di sana Hamzah bin Abdul-Muththalib berseru dengan suara lantang,"Matilah, matilah."


Pasukan Muslimin merangsek ke tengah pasukan musyirikin, yang membuat mereka kocar-kacir. Abu Dujanah Al-Anshary menyusup ke tengah pasukan musuh menunjukkan semangatnya yang membara. Dia tidak bertemu seorang musyrik melainkan membunuhnya. Peperangan semakin membara. Abdullah bin Jahsy maju ke tengah medan laga di belakang pamannya, Hamzah bin Abdul-Muththalib, bergerak ke sana-sini, menyerang musuh dengan segenap kekuatannya. Dia sangat antusias untuk mendapatkan mati syahid. Hampir saja orang-orang Quraisy kalah total sekiranya saja para pasukan pemanah tidak menyalahi perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka meninggalkan tempat lalu turun ke tengah peperangan untuk mengumpulkan harta dan rampasan. Di sinilah wajah pertempuran berubah seketika. Akibatnya, banyak orang Muslim yang gugur. Meskipun keadaannya genting, Abdullah bin Jahsy tetap bertempur, menyabetkan pedangnya ke kanan dan ke kiri memakan korban dari orang-orang musyrik, hingga akhirnya dia bertemu Abul-Hakam bin Al-Ahnas, yang berhasil menyabetkan pedang ke arah Abdullah bin Jahsy hingga dia gugur sebagai syahid, yang usianya saat itu empat puluh tujuh tahun.


Pertempuran usai. Sa'd bin Abi Waqqash mencari-cari Abdullah bin Jahsy di antara para syuhada, hingga ia mendapatkannya dan berdiri di dekatnya. Dia mendapatkan hidung dan telinganya putus terbabat pedang. Dia berkata,"Ternyata doa Abdullah bin Jahsy lebih baik daripada doaku. Aku melihatnya pada sore hari dalam keadaan terbunuh dan anggota tubuhnya terpotong. Aku mendapatkan hidung dan telinganya tergantung di sebatang pohon, terikat tali di sana."


Orang-orang Muslim ke bekas arena pertempuran untuk mengubur para syuhada yang gugur. Jumlah mereka mencapai tujuh puluh orang. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang lalu berdiri di dekat amir para syuhada. Beliau merasakan kesedihan yang amat mendalam setelah melihat kondisi mayat sang paman, Hamzah bin Abdul-Muththalib dan sebagian syuhada lainnya. Kemudian beliau menshalati para syuhada itu dan memerintahkan agar orang yang lebih banyak hapalan Al-Qur'an untuk dikuburkan lebih dahulu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan agar jasad Abdullah bin Jahsy disatukan dengan jasad Hamzah di satu liang kubur. Beliau juga memerintahkan untuk menguburkan Abdullah bin Amr bin Haram bersama Amr bin Al-Jamuh di satu liang kubur. Sebelumnya orang-orang musyrik mencincang jasad keduanya dengan cara yang amat sadis. Beliau berdiri di dekat liang kuburan keduanya dan bersabda,"Kuburkan dua orang yang saling mencintai di dunia ini di satu kuburan."


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira bagi Abdullah bin Jahsy, bahwa dia mempunyai sebuah rumah di dalam surga. Hal ini terjadi ketika Abu Sufyan menguasai rumah Abdullah bin Jahsy di Makkah, setelah dia hijrah ke Madinah. Ketika Abdullah bin Jahsy mendengar tindakan Abu Sufyan terhadap rumahnya, maka dia menceritakannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka beliau bersabda,"Tidakkah engkau ridha wahai Abdullah, sekiranya Allah memberimu sebuah rumah yang lebih baik dari rumahmu di surga?"


"Ya," jawabnya.


Beliau bersabda,"Yang demikian itu menjadi milikmu."
...............


13. SA'D BIN AR-RABI'
...............
Pada saat itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berseru,"Siapakah yang mau menjual dirinya?" Maksudnya siap untuk mati di jalan Allah.


Maka orang-orang yang beriman itu melompat ke dekat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lalu mereka bertempur untuk membela beliau mereka bersumpah setia untuk mati. Pada saat yang genting itu Sa'd bin Ar-Rabi' melancarkan serangan terhadap orang-orang musyrik dengan segenap kekuatan yang dimilikinya dan dengan penuh kesabaran. Angin surga berhembus menerpa jiwanya dan dia melihat seakan kehidupan ini tidak ada lagi artinya. Dia dapat mencium kesegaran aroma mati syahid dan dia berharap segera menghampiri kematian atau kematian yang menghampiri dirinya. Yang penting dia siap menjual dirinya. Tak lama kemudian tombak orang-orang musyrik dan pedang mereka mendekati dirinya, menghujam tubuhnya, kemudian dia tersungkur di atas tanah dan yang bicara saat itu adalah firman Allah,"Dan, aku bersegera kepada-Mu, ya Rabbi, agar supaya Engkau ridha (kepadaku)." (Thaha:84)


Tubuh Sa'd bin Ar-Rabi' terjerembab di tanah, sementara jiwanya tidak tahan untuk segera mengetahui pengabaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sebab ada isu yang menyebar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah meninggal. Sa'd bin Ar-Rabi' berada di ambang kematian. Dia tidak mempedulikan lukanya dan hunjaman anak panah yang membunuh. Kebahagiaan menghinggapi hatinya karena dia mendengar bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam keadaan selamat.

Sa'd bin Ar-Rabi' termasuk salah seorang yang ikut dalam Baiat Aqabah, salah seorang pilihan, ikut dalam Perang Badar dan Uhud. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda tentang diri Sa'd bin Ar-Rabi',"Aku melihat Sa'd sewaktu Perang Uhud, yang disana ada dua belas luka."

Ini merupakan keberanian Sa'd Radhiyallahu Anhu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mempersaksikan surga baginya dan mendoakan rahmat baginya. Hal ini terjadi tatkala beliau menyuruh seorang Anshar untuk mencari keberadaan Sa'd bin Ar-Rabi', lalu orang itu kembali menemui beliau dan menyampaikan apa yang dikatakan Sa'd bin Ar-Rabi'. Maka beliau bersabda,"Semoga Allah merahmatinya. Dia menyampaikan nasihat karena Allah dan Rasul-Nya, semasa hidup dan mati."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda," Wahai Ummu Sa'd, terimalah kabar gembira dan sampaikan kabar gembira kepada keluargamu, bahwa orang-orang yang gugur di antara kalian saling menyayangi di surga, semuanya."
...............


14. SA'D BIN MU'ADZ

...............
Kemudian Sa'd bin Mu'adz menengadahkan kedua tangan, berdoa kepada Rabb-nya seraya berkata,"Ya Allah, sesungguhnya telah menyangka Engkau telah menghentikan peperangan antara kami dengan mereka (oran-orang Quraisy dan musyrik). Kalau memang begitu, maka pecahkanlah lukaku dan jadikan kematianku karenanya."

Allah memenuhi doanya, karena lukanya pecah pada malam itu pula, sehingga dia mati syahid pada saat itu pula.

Diriwayatkan bahwa Jibril Alaihis-Salam menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat roh Sa'd bin Mu'adz dicabut pada tengah malam, sambil mengenakan sorban kepala dari sutera, seraya berkata,"Wahai Muhammad, siapakah mayat yang karenanya dibukakan pintu-pintu langit dan 'Arsy berguncang?"

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam buru-buru menyeret kainnya ke tempat Sa'd dan mendapatinya telah meninggal dunia. Beliau sendiri yang memandikan mayatnya. Ketika dia diusung di tempat usungan, ibunya menangisinya seraya berkata,
Kecelakaan bagi Ummu Sa'd karena kematian Sa'd
Dia terbujur kaku dalam keadaan sendirian
Dia sebagai seorang pemimpin dan mulia
Penunggang kuda yang selalu siap sedia

Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu Anhu berkata,"Sebentar wahai Ummu Sa'd, janganlah engkau menyebut-nyebut lagi Sa'd."

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Setiap wanita yang meratap berdusta kecuali Ummu Sa'd bin Mu'adz."

Ketika orang-orang mengusung jenazahnya, sementara Sa'd bin Mu'adz adalah orang yang besar badannya, orang-orang munafik berjalan di belakang jenazahnya sambil berkata,"Kami tidak melihat seorang lelaki yang lebih ringan pada hari ini."

Yang lain berkata,"Tahukah kalian mengapa begitu? Karena keputusan yang dibuatnya tentang Bani Quraizhah."

Ketika hal ini dikabarkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,"Demi yang diriku ada di Tangan-Nya, para malaikat telah membawa tempat tidurnya." Saat itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berjalan di depan jenazah.

Ketika jenazahnya diletakkan di liang kuburan, seketika wajah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berubah. Beliau bertasbih tiga kali, yang kemudian diikuti orang-orang Muslim. Kemudian beliau bertakbir tiga kali, yang diikuti shahabat, hingga Baqi' bergetar karena takbir beliau. Ketika ditanya tentang tasbih dan takbirnya itu, beliau menjawab,"Kubur rekan kalian ini terlalu sempit baginya lalu merengkuhnya dengan suatu rengkuhan, yang sekiranya seseorang selamat darinya, tentu Sa'd akan selamat darinya, kemudian Allah melapangkannya baginya."

Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwa yang ikut menghadiri jenazah Sa'd bin Mu'adz ada tujuh puluh ribu malaikat. Mereka tidak pernah turun ke bumi melainkan karena kematiannya.

Diriwatkan bahwa aroma kesturi tercium dari tanah kuburan Sa'd bin Mu'adz Radhiyallahu Anhu. Dia bersua Rabb-nya sebagai syahid. Dia meninggal pada usia tiga puluh tujuh tahun dan dikuburkan di Baqi'.
...............


15. ZAID BIN TSABIT
...............
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika datang kabar tentang terbunuhnya Zaid bin Haritsah, Ja'far dan Abdullah bin Rawahah, maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri lalu menyebutkan keadaan mereka, yang dimulai dari Zaid, lalu beliau bersabda,"Ya Allah, ampunilah bagi Zaid. Ya Allah, ampunilah bagi Zaid. Ya Allah, ampunilah bagi Zaid. Ya Allah, ampunilah bagi Ja'far dan bagi Abdullah bin Rawahah."

Benar. Zaid bin Haritsah Radhiyallahu Anhu naik ke kedudukan yang tinggi dan agung di antara barisan shahabat. Dia naik derajat yang tinggi di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Air mata yang membasahi kedua mata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika Zaid terbunuh, menunjukkan hal itu. Ibnu Sa'd mengatakan di dalam Thabaqat-nya, "Tatkala Zaid terbunuh, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam menerima para shahabat (yang berada di Madinah), lalu terbayang putri Zaid di wajah beliau, lalu beliau menangis hingga sesenggukan. Sa'd bin Ubadah bertanya kepada beliau,"Wahai Rasulullah, ada apa gerangan?"

Beliau menjawab,"Ini merupakan kerinduan kekasih kepada kekasihnya."

Selamat bagi Zaid bin Haritsah, kecintaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan orang yang paling dicintai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditanya tentang siapa orang yang paling beliau cintai, maka beliau menjawab,"Orang yang paling kucintai adalah orang yang Allah memberikan nikmat kepadanya-Nya dan aku memberikan nikmat kepadanya."

Yang dimaksudkan disini ialah Zaid bin Haritsah Radhiyallahu Anhu, karena Allah memberikan nikmat Islam kepadanya, dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberinya nikmat kemerdekaan.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Wahai Zaid, engkau bagian dari diriku, kepadaku dan orang yang paling aku sukai."
...............


16. ABDULLAH BIN RAWAHAH
...............
Abdullah bin Rawahah meraih kedudukan yang terpandang di kalangan shahabat dan menempati kedudukan yang agung di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, karena dia merupakan salah seorang penyair beliau, yang selalu membela beliau, dan juga merupakan salah seorang penunggang kuda yang siap mengorbankan diri di jalan Allah.

Di samping sebagai penyair Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, Abdullah bin Rawahah merupakan salah seorang penunggang kuda yang handal. Dia merupakan teman yang tidak pernah absen dari majelis-majelis Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam semenjak Islam menyentuh pendengarannya dan mengelus hatinya, hingga dia bersua Allah sebagai syahid bersama Zaid dan Ja'far Radhiyallahu Anhum.

Abdullah bin Rawahah meninggalkan kenangan yang abadi di dunia. Dalam setiap peperangan yang di sana ada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, dia tidak pernah absen untuk bergabung bersama beliau, sehingga dia layak mendapatkan pujian dari beliau,"Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Rawahah."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah memberikan kesaksian baginya sebagai salah seorang yang dipastikan masuk surga.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga memberikan kesaksian sebagai penghuni surga bagi semua orang yang ikut Perang Badar dan Hudaibiyah. Sementara Ibnu Rawahah termasuk mereka yang bergabung dalam dua peristiwa ini. Hafshah Radhiyallahu Anha meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Tidak akan masuk neraka seseorang dari ahli Badar dan Hudaibiyah."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Allah merahmati saudaraku, Abdullah bin Rawahah, di mana pun waktu shalat menghampirinya, maka dia ada di sana."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Allah merahmati Abdullah bin Rawahah, karena dia menyukai majelis-majelis yang malaikat saling membanggakan diri dengannya."
...............


17. TSABIT BIN QAIS

...............
Telah disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira kepada Tsabit bin Qais sebagi penghuni surga. Beliau mengabarkan kepadanya bahwa dia termasuk para penghuninya. Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu berkata,"Kami melihatnya berjalan di antara kami, dan kami tahu bahwa dia termasuk para penghuni surga."

Telah diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,"Wahai Tsabit, tidakkah engkau ridha hidup sebagai orang yang terpuji, terbunuh sebagai syahid dan engkau masuk surga?"

Kabar gembira sebagai penghuni surga ini merupakan kehormatan tersendiri bagi Tsabit bin Qais Radhiyallahu Anhu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mempunyai beberapa mukjizat yang nyata dan benar-benar terjadi. Mukjizat beliau ini juga terjadi pada diri Tsabit bin Qais, karena dia hidup sebagi orang yang terpuji, terpandang, mendapatkan mati syahid pada Perang Yamamah semasa khilafah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu, sehingga dia masuk surga seperti yang telah dikabarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada dirinya.

Tsabit bin Qais termasuk orang yang biasa mendengar dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan memahami hadits-hadits nabawi yang mulia. Dia meriwayatkan dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan orang lain meriwayatkan darinya. Dia juga termasuk orang-orang yang Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Sebaik-baik lelaki ialah Tsabit bin Qais."
...............


18. BILAL BIN RABAH
...............
Kita berikan kesempatan kepada Abdullah bin Zaid untuk menceritakan sendiri masalah ini. Dia berkata,"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat menaruh perhatian tentang adzan shalat. Jika tiba waktu sahalat, seseorang naik ke tempat yang tinggi lalu dia memberi isyarat dengan tangannya. Siapa yang melihatnya, dia datang, dan siapa yang tidak melihatnya tidak datang. Perhatian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam benar-benar terpusat ke masalah ini."

Ada yang berkata,"Wahai Rasulullah, bagaimana jika engkau memerintahkan untuk menabuh genta?"

Beliau menjawab," Itu merupakan perbuatan orang-orang Nashara. Tidak"

Di antara mereka ada yang berkata,"Bagaimana jika engkau menyuruh untuk meniup terompet?"

Beliau menjawab,"Itu merupakan perbuatan orang-orang Yahudi. Tidak."

Aku kembali ke tengah keluargaku dalam keadaan sedih, karena aku melihat bagaimana perhatian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terhadap masalah ini. Sampai sebelum fajar aku tak sadar karena tertidur. Aku bermimpi bertemu seorang lelaki yang mengenakan dua lembar pakaian hijau. Sementara aku dalam keadaaan seperti tertidur dan sadar. Orang itu membawa lonceng di tangannya. aku bertanya kepadanya,"Wahai hanba Allah, apakah engkau hendak menjual lonceng itu?"

"Apa yang hendak engkau perbuat dengan lonceng ini?"tanya orang itu.

"Aku hendak menggunakannya untuk seruan shalat," jawabku.

"Bagaimana jika aku tunjukkan sesuatu yang lebih baik dari hal itu?" tanya orang itu.

"Apa itu?" tanyaku.

Dia menjawab,
"Allahu Akbar Allahu Akbar.
Allahu Akbar Allahu Akbar
Asyhadu alla ilaha illallah,
Asyhadu alla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah
Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah
Hayya alash-shalah, hayya alash-shalah
Hayya alal-falah, hayya alal-falah
Allahu Akbar Allahu Akbar
La ilaha illallah."


Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu segera meluncur dan mengabarkan mimpinya ini kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka beliau bersabda,"Ini merupakan mimpi yang benar insya Allah. Bangkitlah bersama Bilal dan sampaikan ia kepadanya, lalu hendaklah dia adzan dengannya, karena suaranya lebih lantang daripada engkau."

Ketika Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan ini, Umar bin Al-Kaththab mendengarnya ketika dia sedang berada di rumah. Maka dia buru-buru keluar rumah sambil menyeret sorbannya, lalu berkata,"Wahai Nabi Allah, demi yang mengutusmu dengan kebenaran, aku bermimpi seperti mimpinya."

Beliau bersabda,"Segala puji bagi Allah atas hal itu."

Sejak saat itu suara kebenaran mengumandang,"Allahu Akbar Allahu Akbar". Rupanya Allah telah mengaruniakan suara yang bagus kepada Bilal bin Rabah dan pengaruh tertentu dalam jiwa manusia. Maka dia mengadzani bagi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika beliau berada di tempat atau dalam perjalanan, selama hidup beliau. Memang sejak jauh-jauh hari saat di Makkah, Bilal bin Rabah dikenal memiliki suara yang merdu dan indah. Ketika dia mengumandangkan adzan, seluruh Madinah tampak sunyi, yaitu ketika orang-orang mendengar suara seruannya, lalu mereka berduyun-duyun datang untuk shalat bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Kemudian Bilal bin Rabah menambahi dalam adzan subuh dengan ucapan ash-shalatu khairun minan-naum. Lalu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetapkannya. Bilal terus mengharumkan pendengaran dengan suaranya yang merdu, lima kali dalam sehari semalam. Dia juga senantiasa menyeru kepada Allah sebelum adzan subuh. Ini ada seorang wanita dari Bani An-Najar yang memberikan kesaksian harum bagi Bilal bin Rabah, dia berkata,"Rumahku adalah rumah yang paling jauh dari rumah-rumah yang ada di sekitar masjid, Bilal biasa adzan untuk fajar setiap dini hari. Lalu dia datang pada waktu sahur, duduk di rumah menunggu subuh. Jika dia melihat subuh mulai menyingsing, dia berkata,"Ya Allah, sesungguhnya aku memuji-Mu, memohon pertolongan kepada-Mu untuk menghadapi Quraisy agar mereka menegakkan agama-Mu'. Demi Allah, sejauh yang kuketahui dia tidak meninggallan kebiasaan itu satu malam pun."

Setiap hari Bilal Radhiyallahu Anhu menambah kedekatan di hati Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Beliau pernah mensifati dirinya bahwa dia adalah lelaki dari penghuni surga. Beliau juga pernah menyampaikan kabar gembira kepadanya sebagai penghuni surga. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Bilal seusai shalat subuh,"Wahai Bilal, beritahukan keapadaku tentang amalan yang kau harapkan paling bermanfaat dalam Islam, karena aku pernah mendengar suara detak sandalmu di hadapanku di surga." Bilal menjawab,"Aku tidak melakukan suatu amalan dalam Islam yang kuharapkan paling bermanfaat selain dari aku bersuci secara sempurna pada suatu saat di malam hari atau di siang hari, lalu aku shalat dengan cara bersuci itu, sebagaimana Allah menetapkan bagiku untuk shalat."

Ini merupakan kabar gembira berupa surga bagi Bilal, bahwa dia selalu bersuci dan mendirikan shalat setiap kali berhadats. Ini merupakan tambahan keutamaan bagi Bilal Radhiyallahu Anhu, karena Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam melihatnya berjalan di depan beliau. Itu merupakan kedudukan yang agung dan tinggi yang diraihnya, berkat keutamaan ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya.
...............


19. SHUHAIB BIN SINAN
...............
Shuhaib menuturkan kisah hijrahnya,"Aku pergi hingga bertemu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Quba' sebelum beliau pindah dari sana. Ketika melihat kedatanganku, beliau bersabda kepadaku,'Wahai Abu Yahya, jual-beli yang menguntungkan.' Beliau mengucapkannya tiga kali.

Aku berkata,'Wahai Rasulullah, tak seorang pun yang mendahului aku untuk menemui engkau. Bearti tidak ada yang mengabarkan kepada engkau melainkan Jibril'."

Maka seketika itu pula turun ayat Al-Qur'an Al-Karim yang mempersaksikan bagi kebenaran bagi Shuhaib, yaitu firman-Nya,
"Dan, di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (Al-Baqarah:207).

Balasan jual-beli ini adalah surga, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan kabar gembira berupa surga kepada Shuhaib. Diriwayatkan dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu, dia berkata,"Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,'Aku adalah orang Arab yang pertama masuk surga dan Shuhaib adalah orang Romawi pertama yang masuk surga.'

Sejak detik pertama Shuhaib masuk Islam, dia telah melakukan lompatan dari seorang lelaki Romawi. Kenangan sejarah tidak menyangka bahwa dia akan menjadi orang yang besar dan utama, yang amal dan pengorbanannya diabadikan dikenang orang-orang di kemudian hari.

Shuhaib Radhiyallahu Anhu menghabiskan sisa hidupnya dalam jihad dan amal shalih. Dia berjihad dengan jiwa dan hartanya karena mencari keridhaan Allah, hingga umurnya hampir tujuh puluh tahun, hingga dia dapat melihat bagaimana Allah memuliakan pasukan-Nya dan menolong agama-Nya serta menyempurnakan nikmat-Nya bagi orang-orang Mukmin, sampai akhirnya benteng kekufuran dapat dirobohkan di negeri Romawi dan Persi, sampai akhirnya kalimat tauhid menyebar di seluruh penjuru dunia. Pada saat itu Shuhaib merasakan ketenangan dan ketenteraman, menghiasi relung hatinya. Dia merasa bangga dengan berbagai kemenangan orang-orang Muslim dan keunggulan mereka.
...............


20. ABDULLAH BIN UNAIS
...............
Abdullah bin Unais termasuk orang-orang yang lebih dahulu masuk Islam dari kalangan Anshar. Tidak sehari dua hari saja dia berikan apa yang dapat dia berikan demi Islam hingga dia bersua Allah. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam merasa senang kepadanya setiap kali dia melakukan suatu perbuatan yang mulia demi untuk kepentingan Islam dan orang-orang Muslim. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah menyampaikan kabar gembira kepadanya sebagai penghuni surga setelah dia berhasil membunuh Khalid bin Sufyan Al-Hudzaly. Kita berikan kesempatan kepada Abdullah bin Unais untuk menceritakan sendiri kabar gembira ini, dia berkata,"Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berdiri dan memasukkan aku ke dalam rumah beliau, lalu beliau memberiku sebatang tongkat, seraya bersabda,"Tahanlah tongkar ini di sisimu wahai Abdullah bin Unais."

Lalu aku keluar sambil membawa tongkat itu. Orang-orang bertanya,"Tongkat macam apa itu?"

Aku menjawab,"Ini tongkat yang diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepadaku dan beliau menyuruh agar aku tetap memegangnya di sisiku."

"Bagaimana jika engkau kembali menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bertanya untuk apa tongkat itu?" kata mereka.

Maka aku kembali menemui beliau dan kukatakan,"Wahai Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, mengapa engkau memberikan tongkat ini kepadaku?"

Beliau menjawab,"Bersandarlah dengan tongkat ini di surga, karena orang yang melakukan hal itu di surga hanya sedikit."
...............


Beberapa hal penting yang menjadi catatan saya disini adalah:
(1). Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, bahwa Abdullah bin Salam mendengar kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Madinah. Maka dia mendatangi beliau dan menanyakan berbagai masalah. "Aku hendak bertanya kepada engkau tentang tiga perkara, yang tidak diketahui kecuali oleh seorang nabi," kata Abdullah bin Salam. Lalu dia melanjutkan,"apa tanda pertama kedatangan Kiamat? Apa yang pertama kali dimakan penghuni surga? dan bagaimana dengan anak yang mirip dengan ayah atau ibunya?"

Beliau menjawab,"Tadi Jibril memberitahukan kepadaku."

Abdullah bin Salam menyela,"Jibril adalah musuh orang-orang Yahudi dari jenis malaikat."

Beliau bersabda,"Tanda pertama Hari Kiamat ialah adanya api yang mengepung mereka dari timur ke barat. Adapun makanan penghuni surga yang pertama kali ialah organ yang menempel di jantung ikan paus. Adapun tentang anak, jika sperma laki-laki lebih dahulu mengenai indung telur wanita, maka anak mirip dengan ayahnya. Jika indung telur lebih dahulu mengenai sperma laki-laki, maka anak mirip dengan ibunya."

Abdullah bin Salam berkata,"Aku bersaksi bahwa tiada Ilah melainkan Allah dan sesungguhnya engkau adalah Rasul Allah."


(2). Tidak aneh jika Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengunjungi Zaid bin Arqam, beliau pernah bersabda,"Siapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka penyeru berseru kepadanya,'Perbuatanmu baik dan baik pula perjalanmu serta engkau menempati tempat tinggal di surga'."


(3). Diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah menyebutkan sakit demam, seraya bersabda,"Siapa yang merasakan sakit demam, maka itu merupakan bagiannya dari neraka." Maka Sa'd bin Mu'adz memohon kepada Allah agar sakit demam itu selalu menghinggapinya, sehingga badannya senantiasa demam hingga dia meninggal dunia.


(4). Dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjenguk Abdullah bin Rawahah. Selagi beliau belum sampai ke tempat tidur Ibnu Rawahah, beliau menjawab,"Tahukah kalian siapa di antara syuhada umatku?". Para shahabat yang bersama beliau menjawab,"Terbunuhnya orang Muslim merupakan mati syahid."

Beliau bersabda,"Kalau begitu syuhada umatku sedikit. Terbunuhnya orang Muslim merupakan mati syahid, mati karena sakit perut merupakan mati syahid, mati karena tenggelam merupakan mati syahid, wanita yang mati karena melahirkan anaknya juga mati syahid."

(5). Abdullah bin Unais berperawakan tinggi, gesit gerakannya, keras terhadap orang yang melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya. Ketika Ma'iz bin Malik melakukan dosa, dia menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengakui bahwa dia telah berbuat zina, padahal dia sudah beristri. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan agar dia digiring ke tengah padang dan menyuruh Abu Bakar untuk merajamnya. Ketika batu mulai menimpa dirinya, dia lari hingga sampai di Al-Mukaimin dan dipegang di sana. Ada pun yang memegangnya ialah Abdullah bin Unais. Dia terus menerus memukuli Ma'iz bin Malik hingga meninggal. Lalu dia menemui Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mengabarkan kejadian ini. Lalu beliau bersabda,"Mengapa kalian tidak membiarkannya? Boleh jadi dia bertaubat hingga Allah menerima taubatnya?"

Tentang Ma'iz bin Malik ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,"Sesungguhnya dia telah bertaubat, yang sekiranya sekumpulan orang dari umatku bertaubat seperti taubatnya, tentu taubatnya sama dengan taubat mereka."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ُ المُؤْÙ…ِÙ†ِينَ Ø¥ِيمَانًا Ø£َØ­ْسَÙ†ُÙ‡ُÙ…ْ ...