Senin, 23 Desember 2019

Ringan Menerima Takdir

Saudaraku, ada perumpamaan lama. Misalkan, kita sedang berada di dalam sebuah ruangan gelap. Kemudian, tiba-tiba ada seseorang memukul dengan gulungan koran. Kira-kira apakah kita akan marah? 

Secara manusiawi tentunya akan marah. Tetapi, apakah kita tetap emosi ketika lampu dinyalakan dan ternyata yang memukul itu adalah mertua? Dia yang sudah merestui kita menikahi anaknya, ditambah bonus apartemen megah, dua mobil mewah, serta deposito lima milyar. Rasanya kecil kemungkinan orang akan marah. 

Maksudnya, terhadap orang yang berbuat baik kita jarang kecewa, walaupun kadang keinginan orang tersebut tidak sesuai dengan harapan kita. Gulungan koran tidak ada apa-apanya dibanding tumpukan uang milyaran. Itu terasa ringan dibandingkan apartemen, mobil, dan terutama restu untuk menikahi putrinya. 

Nah, itu kepada sesama makhluk. Kalau terhadap makhluk kita bisa begitu, seharusnya kita bisa lebih mampu menerima setiap takdir dari Allah. Dia yang telah menciptakan dan memberi rezeki yang tidak ternilai kepada kita sampai saat ini. 
"Tidak ada satupun musibah yang menimpa di bumi ini maupun pada dirimu, kecuali sudah tertulis di dalam kitab sebelum Kami mewujudkannya. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kalian tidak terlalu berduka-cita dengan apa yang Iuput darimu, dan tidak berbangga-bangga diri dengan apa yang Allah berikan padamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membangga-banggakan diri."
(QS. AI-Hadid [57]:22-23). 
Jadi, beratnya cobaan hidup, perih dan getirnya batin ini menghadapi takdir, dikarenakan kita belum yakin bahwa yang menimpakan takdir ini adalah Zat Yang Mahabaik. Dia yang selama ini selalu berbuat baik. Ketika mendapatkan ujian dan tidak menganggap ujian ini datang dengan izin dari-Nya Allah, kita pasti merasa berat. 

Orang-orang yang sering kecewa dalam menjalani hidup adalah orang-orang yang sok tahu dan lebih condong kepada nafsu. Coba lihat para sahabat Nabi SAW. Mereka sudah tidak peduli, apakah hidupnya senang atau susah, dipuji atau dicaci, sehat atau sakit. Mereka sangat paham bahwa di dalam keduanya terdapat kebaikan. 
”Boleh jadi engkau tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah [2]:216). 
Jadi. apabila pernikahan kita tiba-tiba batal, yakinlah bahwa itu bukan sebuah keburukan sehingga tidak usah kecewa berkepanjangan. Kalau memang bukan jodoh, pernikahan pasti tidak akan berlangsung. Boleh jadi, Allah Ta'ala ingin mengganti dengan yang lebih baik. Jalani saja. Jika surat undangan sudah terlanjur disebar, maka tinggal membagikan surat tidak jadi diundang. 

Ingin kuliah tidak lulus ujian atau ingin mengabdi di pemerintahan tetapi tidak lolos tes CPNS, bukanlah akhir kehidupan.Yang penting niat mengikutinya benar dan itu sudah menjadi amal saleh. Siapa tahu Allah mempunyai rencana lain untuk kita. Begitu juga bagi yang sakit dan telah berobat ke mana-mana tetapi belum sembuh, ikhtiarnya sudah menjadi amal.

”Seharusnya terasa ringan bala yang menimpa kepadamu karena engkau mengetahui bahwa Allah yang menguji kamu. Maka Allah yang menimpakan kepadamu takdir-Nya itu, Dia pula yang telah biasa memberikan kepadamu sebaik-baik apa yang dipilihkan untukmu. Dialah yang membiasakan engkau merasakan sebaik-baik pilihanNya atau pun pemberiannya.” (AI-Hikam, No.115). 

Apa pun yang sudah terjadi itulah namanya takdir, Tinggal bagaimana kita menerima setiap episode kehidupan, yaitu dengan sabar dan ridha terhadap Suatu takdir akan terasa ringan ketika kita yakin bahwa dia datang atas izin dan dari Allah Yang Maha Tahu segala sesuatu, Yang Maha Baik, dan yang selama ini pun selalu berbuat baik. Dengan hati yang ridha, tetap bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ke episode takdir yang lain. 
“Bolehjadi engkau tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. ”
(QS. al-Baqarah [2]:216)

KH. Abdullah Gymnastiar
22 Desember 2019

Senin, 28 Oktober 2019

Miskin dan Bodoh

MISKIN bisa menjadikan BODOH
BODOH bisa Berujung MISKIN

Ada dua musuh besar ummat Islam yakni Kemiskinan dan Kebodohan...

Ketika kita miskin besar kemungkinan kita tidak bisa mendapatkan pendidikan dengan baik... tidak banyak kesempatan training... dan seminar-seminar berkualitas... atau mengikuti workshop-workshop keterampilan yang berbayar... akhirnya kita BODOH atau kurang skill dan kompetensi...

Ketika kurang skill dan kompetensi... alias BODOH dan KURANG TERAMPIL... kita sukar mendapatkan perkerjaan... akhirnya kita... MISKIN lagi...

Itulah lingkaran syaitan harus kita POTONG...

Islam memotongnya dengan zakat... infaq... shadaqah... wakaf... wasiat... waris... beasiswa... pemeliharaan anak yatim dan santunan dhuafa.

Sehingga si MISKIN tidak BODOH lagi...

Dan si BODOH tidak MISKIN lagi...

Maha Agung Allah dengan Syariat Nya...

Allahu Akbar...

Muhammad Syafii Antonio
27 Oktober 2019

Kamis, 26 September 2019

Merasa Banyak Dosa Atau Banyak Amal?

Seorang santri bertanya tentang ungkapan perasaan seorang hamba yang merasa banyak dosa. Hamba tersebut mengharapkan surga, akan tetapi dia merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Dia merasa dirinya lebih pantas di neraka, akan tetapi dia sangat tidak menginginkannya. Lalu, tambah santri tadi, hamba yang seperti itu termasuk contoh orang seperti apa?

Saudaraku, merasa banyak dosa itu sesungguhnya jauh lebih baik dibanding merasa banyak amal. Orang yang merasa banyak amal biasanya akan sombong. Lain halnya dengan orang yang merasa banyak dosa, dia akan memperbanyak tobat.

Namun demikian, penting untuk diingat, kalau kita mersa banyak dosa itu bukan berarti kita harus mengumumkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Pernah begini, pernah begitu, sudah melakukan ini, sudah melakukan itu, dan lainnya. Jangan! Maksudnya bukan seperti itu, bukan membuka aib diri. Nanti, kita bisa jadi kufur nikmat karena selama ini Alloh Ta'ala telah menutupi dosa dan aib kita. Tobat kita hanya kepada-Nya.

Ketika Alloh Ta'ala menyukai seorang hamba, hati hamba itu akan dibukakan oleh Alloh untuk melihat dosanya yang besar. Dia seolah-olah melihat gunung yang akan jatuh menimpanya. Dia merasa sangat terancam dengan dosanya sehingga dia sangat sedih dan banyak bertobat.

Dia pun menjadi sangat sulit untuk sombong. Dia terus berharap ampunan dan rahmat Alloh Ta'ala. Namun, terhadap orang lain, Alloh justru membukakan hati mereka untuk melihat kemuliaan amalnya. Aib dan dosanya ditutup oleh Alloh Ta'ala. Orang semacam inilah yang termasuk orang beruntung.

Berbeda dengan orang celaka, dia tidak mampu melihat atau menyadari dosanya sendiri. Dia merasa suci, mulia, dan calon ahli surga. Dia merasa saleh sendiri. Padahal, terhadap orang lain, Alloh Ta'ala membukakan hati mereka untuk melihat aib dan kekurangannya. Orang semacam ini melihat dosanya bagaikan melihat lalat yang dianggap remeh. Dia cenderung ujub dan takabur pada amalnya. Inilah bahaya terbesar dalam hidup. Dia tidak sadar kalau hidup penuh dengan dosa.

Adakah di antara saudara yang membaca tulisan ini yang merasa tidak memiliki dosa atau merasa dosanya baru sedikit? Marilah kita bertobat. Persoalan terbesar dalam hidup ini adalah ketika memiliki banyak dosa, tetapi tidak merasa terancam dan tidak pula sanggup bertobat.

"Wahai Tuhanku! aku bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak mampu menahan panasnya api neraka. Maka terimalah tobatku, dan ampunilah dosa-dosaku. Karena hanya Engkau-lah yang dapat memberi maaf atas dosa-dosa yang besar."

"Dosaku bagaikan bilangan pasir, terimalah tobatku wahai Tuhanku yang memiliki keagungan. Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya."

"wahai Tuhanku, hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui seluruh dosa, dan telah memohon kepada-Mu. Seandainya engkau mengampuni, memang Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau Menolak, kepada siapa lagi aku berharap selain kepada-Mu?" (Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami)

Sumber: 

Buku Ikhtiar Meraih Ridha Alloh Jilid 1 karangan Abdullah Gymnastiar.

Senin, 23 September 2019

Sebetulnya Kesulitan itu Lebih Aman

Sangat wajar apabila orang bergembira dengan jabatan tinggi yang didudukinya, uang bayak yang dikantonginya, atau aneka kesuksesan hidup yang mengiringinya. Namun, berhati-hatilah saudaraku apabila kita tengah memiliki itu semua. Sebab, yang namanya kesenangan itu lebih bahaya daripada kesulitan.

Mengapa? 
Di dalam kesenangan, nafsu biasanya akan lebih bebas beraksi. Saat memiliki banyak uang misalnya, kita lebih leluasa untuk membeli apa saja yang kita inginkan. Sesuatu yang tidak penting dan tidak bermanfaat pun dibeli dan dipamerkan. Kita baru ingat kalau barang yang sudah di beli itu tidak bermanfaat ketika sedang kesulitan uang atau saat melihat iklan jual beli barang bekas.

Begitu pula dengan gelar, jabatan, atau kedudukan, dia bisa menjadi ujian yang melenakan. Saat sedang menjabat kita merasa penting dan mulia sehingga bisa dengan seenaknya memerintah dan memarahi orang lain. Nafsu kita merajalela di sana. Namun, ketika jabatan itu lepas, nafsu kita akan diam tidak berkutik. Andaipun setelah tidak menjabat kita masih suka mengatur dan merasa penting, kita harus segera sadar.
"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir." (QS. al-Ma'arij [70]:19-21).
Ayat-ayat berikutnya mengungkapkan pengecualian bagi orang-orang yang setia melaksanakan salat, bersedekah, meyakini adanya Hari Pembalasan dan Azab Allah, menepati janji, dan selalu berbuat baik.

Manusia diciptakan suka mengeluh. Namun, dalm menghadapi sebuah kesulitan, kita bisa curhat dan memohon pertolongan Allah, misalnya ketika salat. Kita yakin sepenuh hati bahwa hanya Allah Ta'ala yang dapat menolong karena Dialah yang menciptakan dan menggerakkan semuanya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat terjadi tanpa izin-Nya.

Kesulitan lebih mudah dijadikan jalan bertobat dan mendekatkan diri kepada-Nya daripada kesenangan. Bagaimana tidak, dalam kesenangan nafsu pun ikut menggelora. Ketika memeroleh pangkat dan jabatan atau harta, kita cenderung pelit dan lupa kepada Zat yang Maha Pemberi, apabila terhadap sesama makhluk-Nya yang semestinya kita berbagi. Kita akan beranggapan kalau semua itu merupakan hasil kerja keras sendiri.

Kita perlu meragukan ucapan diri sendiri. Misalnya ketika kita berucap, "Saya akan bersedekah tetapi nanti kalau saya sudah memperoleh untung lebih banyak." Apabila kemudian mendapat lebih, nafsu akan tetap merasa kurang.
"Tidak! Bahkan, kamu mencintai kehidupan dunia dan mengabaikan (kehidupan) akirat." (QS. al-Qiyamah [75]:20-21).
Dalam kesenangan kita mudah lupa dan bernafsu pada hal-hal duniawi daripada kehidupan akhirat yang lebih penting.

Jadi, apalah artinya kesulitan di dunia, apabila dia bisa membuat kita bertobat dan mulia di sisi Allah. Ada banyak orang yang hidup bersama kesenangan, akan tetapi dibiarkan leluasa berbuat maksiat dan dosa. Na'udzubillah.. Menurut saya, lebih baik keadaan sulit yang mengantarkan kita kepada tobat dibandingkan kesenangan yang membuat semakin jauh dari-Nya.

Hal ini tentu saja bukan berarti anjuran untuk mencari-cari kesulitan maupun kesulitan untuk sekadar pencitraan. Kesulitan yang di maksud adalah episode -episode kehidupan yang ditakdirkan Allah yang harus kita terima sambil bertobat kepada-Nya. Yakinkan diri bahwa,
"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. asy-Syarh [94]:5-6).
Mari kita tetap berikhtiar dan berharap hanya kepada Allah Ta'ala.

"-----------------------------------------------------------------
Keluh kesah menandakan kalau kita tidak ridha dengan takdir-Nya. Padahal, bagi orang beriman setiap takdir pasti baik.

(Sumber: Buku Ikhtiar Meraih Ridha Alloh Jilid 1 karangan Abdullah Gymnastiar)

Rabu, 04 September 2019

Tahun Baru Hijriyah

Tahun baru 1441 H merupakan suatu hal yang pasti bahwa usia kita bertambah dan jatah usia kita semakin berkurang. Sudah selayaknya kita menghisab diri sebelum dihisab oleh Allah Swt.

Apakah kehidupan kita banyak diisi dengan beribadah atau bermaksiat? 
Apakah kita banyak mematuhi ajaran Allah ataukah banyak melanggar aturan Allah? 
Apakah kita ini termasuk orang yang menunaikan shalat fardlu atau malah lalai dalam menunaikan shalat fardlu?
Apakah diri kita ini termasuk golongan orang-orang yang celaka mendapat siksa neraka?

Rasulullah bersabda :
Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir mengatakan:
“Tanda-tanda orang yang akan mendapatkan kecelakaan di akherat kelak ada empat perkara:

1. Terlalu mudah melupakan dosa yang diperbuatnya, padahal dosa itu tercatat di sisi Allah. Orang yang mudah melupakan dosa ia akan malas bertobat dan mudah mengerjakan dosa kembali.

2. Selalu mengingat (dan membanggakan) atas jasanya dan amal shalihnya, padahal ia sendiri tidak yakin apakah amal tersebut diterima Allah atau tidak. Orang selalu mengingat jasanya yang sudah lewat ia akan takabur dan malas untuk berbuat kebajikan kembali di hari-hari berikutnya.

3. Selalu melihat ke atas dalam urusan dunia. Artinya ia mengagumi sukses yang dialami orang lain dan selalu berkeinginan untuk mengejar sukses orang tersebut. Sehingga hidupnya selalu merasa kekurangan.

4. Selalu melihat ke bawah dalam urusan agama. Akibat ia akan merasa puas dengan amalnya selama ini, sebab ia hanya membandingkan amalnya dengan amal orang lain di bawah dia."

Muhammad Syafii Antonio
3 September 2019

Tawadhu

Orang yang tawadhu adalah orang yang senang dalam mencari ilmu, hikmah, dan juga pengalaman. Sedangkan orang yang sombong adalah orang yang selalu mendustakan segala kebenaran yang ada.

"Dan sesungguhnya Alloh mewahyukan padaku (Rasululloh Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam) untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain."
(HR. Muslim No 2865)

Oleh karena itu marilah sahabat, kita miliki sikap tawadhu dalam hidup kita. Dan semoga dengan sikap tawadhu kita, Alloh mendatangkan rahmat dan juga cintanya kepada kita semua, Aamiin Ya Robbal alamin.....

KH. Abdullah Gymnastiar 
3 September 2019

Rabu, 21 Agustus 2019

Dzikir dan Akhlak Mulia

Sahabatku, kita mendambakan bisa menjadi pribadi yang berakhlak mulia mengikuti baginda Nabi Muhammad Shallallahu'alahi wassalam. Nah, akhlak mulia itu sangat dipengaruhi oleh dzikrullah, semakin baik kualitas dzikir seseorang, semakin banyak dzikir seseorang, maka akan semakin sempurna akhlaknya. Orang yang dzikir secara alakadarnya paling hanya akan berakhlak saja, tidak mencapai kesempurnaan dan kemuliaan akhlak.

Dzikrulloh akan membuat akhlak menjadi ikhlas. Ada yang berbuat baik supaya dianggap orang baik. Ada yang berbuat baik supaya orang lain membalas kebaikannya. Ada yang berbuat baik supaya orang lain tidak berbuat jelek kepadanya. Ada yang berbuat baik supaya orang lain merasa berutang budi karena kebaikannya. Semua ini tidak termasuk akhlak mulia, karena akhlak mulia itu berkaitan dengan dzikrulloh yaitu ikhlas.

Sulit sekali orang menjadi ahli syukur kalau tidak dzikir, karena sesungguhnya segala nikmat berasal dari Alloh Ta'ala. Sulit sekali orang bisa sabar jikalau tidak dzikir, karena sesungguhnya orang yang sabar itu adalah orang yang bisa menahan diri dan memilih yang Alloh sukai. Jadi, orang yang kurang dzikir maka akan kurang sempurna akhlaknya. Meskipun dia bisa berbuat baik, tapi pasti tidak mencapai pada kemuliaan akhlak.

Alloh Ta'ala. berfirman, 
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Alloh, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab [33] : 41-43)
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mendawamkan dzikir dan istiqomah menjadikan dzikir bagian yang tak terpisahkan dari aktifitas kita sehari-hari. Semoga kita menjadi orang-orang yang berakhlak mulia dan istiqomah dalam kesempurnaan akhlak. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.


KH. Abdullah Gymnastiar
20 Agustus 2019

Jumat, 19 Juli 2019

Muslih

Tidak ada yang tidak suka dengan orang baik, pasti semua orang akan merasa nyaman dekat dengan orang yang baik.

Menjadi orang baik harus dilanjutkan dengan Muslih, mengajak orang lain juga agar berbuat baik.

Terkadang orang baik dibenci, tidak apa. 
Rasulullah yang kita kagumi-pun dulu seperti itu saat menyerukan LAA ILAHA ILLALLOH, tapi beliau tidak surut berdakwah.

Lanjutkan... mengajak orang lain dalam kebaikan.

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893)

KH. Abdullah Gymnastiar
18 Juli 2019

Selasa, 16 Juli 2019

Orang Tua dan Anak

Orang tua adalah cerminan bagi anak-anaknya, maka keteladanan apa yang kita berikan untuk anak-anak? Yaitu keteladanan yang baik dimana perbuatan, perkataan dan hati kita itu sama.

Jadi, jika ingin mempunyai anak yang jujur, bagus akhlaknya, bagus tahajudnya maka orang tua harus memberikan contoh yang sama, yaitu menjadi orang tua yang jujur, bagus akhlaknya dan bagus tahajudnya.

"Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah hingga ia fasih (berbicara), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." 
HR. Al-Baihaqi dan Ath Thabarani

K. H. Abdullah Gymnastiar
15 Juli 2019

Selasa, 18 Juni 2019

Amalan Terhebat

Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu itu lebih baik. Bisa jadi amalan ini kecil dalam pandangan kita, namun pahala di sisi Alloh sangatlah besar.

Adakah yang lebih kuat dari gunung, besi, api, air, angin?

Dialah orang yang memberi dengan tangan kanan dan tangan kirinya tidak tahu

Dan inilah amalan terhebat di mana kita akan mendapatkan naungan di hari akhir.

Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)

KH. Abdullah Gymnastiar 
17 Juni 2019

Sabtu, 01 Juni 2019

Ketika Yang Paling Serius Tidak Diseriusi

Benarkah kita yakin bahwa Alloh Ta’ala yang menciptakan, menghidupkan dan memberikan rezeki pada kita? Benarkah kita yakin bahwa Alloh yang menciptakan dan menguasai langit dan bumi? Kalau kita benar-benar yakin, sebesar atau sedalam apakah keyakinan tersebut? mari kita evaluasi diri kita masing-masing.

Jika kita mengatakan bahwa keyakinan dan cinta kepada Alloh harus total dan sedalam-dalamnya, karena Dialah Yang Maha Segalanya, itu artinya Alloh adalah yang paling penting dalam hidup ini. Lalu,mengapa kita tidak serius kepada Alloh hanya memberikan yang sisa dalam hidup?

Sehari-hari kita bersujud kepada Alloh Ta’ala hanya di sisa waktu kesibukan. Kita bersedekah hanya dengan sisa yang jajan. Kita membaca Al-Quran hanya sisa membaca SMS, internet, majalah atau koran. Kita menyebut nama Alloh Ta’ala juga sisa dari menyebut-nyebut nama keluarga, kenalan maupun nama hewan peliharaan.

Hal yang lebih menyedihkan lagi, kita serius dan saling berlomba serta berbangga diri mempelajari ilmu komputer, akuntansi, bahas, matematika, biologi dan lainnya. Namun, ilmu tentang Alloh tidak begitu serius dan penting bagi kita. Ilmu tentang Alloh hanya sisa, yang seringkali sisa itu pun tidak kita sisakan.

Kita lebih sibuk pada uang dan orang, lebih mengurus pangkat dan gelar. Dibanding cinta kepada Alloh, kita lebih cinta pada makhluk. Dibanding membuka Al-Quran kita lebih asik membuka medai sosial. Daripada berzikir kita lebih menikmati menginat dan mengenang makhluk yang ditaksir, bahkan kita sering terlambat shalat karena sedang ada si dia.

Tidak terbanyangkan, bagaimana bisa kira berani memberikan sisa-sisa kesibukan duniawi kepada Alloh Tuhan Semesta Alam? Kita mengatakan bahwa yang paling serius dalam hidup adalah Allloh, tetapi kita sendiri sangat tidak serius kepada-Nya.

Kalau benar kita serius kepada Alloh Ta’a, kita pun harus serius mempelajari, mengenal, mendekat dan mengabdi kepada-Nya. Ilmu tentang Alloh harus kita cari dan pelajari agar kita semakin mengenal dan semakin larut cinta kepada-Nya. CInta tidak ada artinya kalau hanya di bibir saja.

Misalnya, saat terjadi sesuatu yang luar biasa, kita boleh saja mengucap nama Alloh. Saat mendapat rezeki kita bisa saja berkata, “Alhamdulillah, Alloh Yang Maha Memberi”. Tetapi benarkah kata-kata itu sesuai dengan yang ada di lubuk hari yang terdalam? Atau mungkin, kita bersusah-payah mengeluarkan suara serak-serak basah karena sedang di dekap calon mertua atau bos.

Kita biasa memajang stiker, ukiran, kaligrafi, spanduk ataupun baliho bertuliskan “Allah” di ruang tamu. Kita sudah hapal rukun iman sejak di TK atau SD. Namun, apakah kita sudah mengenal siapa dan bagaimana Alloh? Lalu, apakah keyakinan dan cinta kita kepada-Nya sudah terpahat dalam di hati?
“Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sungguh, Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dada(mu).” (QS. Az-Zumar [39]:7).
Saudaraku, kalau kita yakin bahwa yang paling penting dan paling serius dalam hidup adalah Alloh, kita juga akan serius mengenal-Nya. Kalau kita serius mempelajari ilmu yang paling agung, yaitu ilmu tentang Alloh, kita juga akan mengenal banyak hal yang ada di bumi, langit atau kehidupan ini. Kapan dan dimana pun yakin bahwa Alloh selalu memperhatikan. Dengan cara itulah hidup kita akan tenang, nyaman dan hati-hati.

Sebaliknya, hidup akan resah dan gelisah ketika yang paling serius tidak diseriusi. Kita akan galau dan bingung sendiri setiap kali menjalani bagian demi bagian episode kehidupan. ketidak seriusan belajar dan mengenal Alloh Ta’ala itulah sumber seluruh masalah dalam hidup.

Alloh pasti memerhatikan. Alloh juga menatap saudara saat sedang membaca tulisan ini. Alloh pasti tahu apa yang ada dilubuk hati kita. Persoalannya, apakah kita benar -benar ingat dan yakin kalai kita sedang diperhatikan-Nya. Mari kita serius mengenal Alloh Ta’ala, Tuhan Semesta Alam.

KH.Abdullah Gymnastiar, ed. 2015. Ihktiar Meraih Ridha Allah. Bandung (ID): Emqies Publishing.)

31 Mei 2019

Senin, 20 Mei 2019

Rumus Kehidupan

Saudaraku, masih ingatkah kita dengan sejumlah rumus yang pernah diajarkan di sekolah, seperti rumus luas lingkaran, segitiga, kubus dan sebagainya? Rumus-rumus itu diajarkan di sekolah unutk memudahkan kita dalam menghitung. Maka, rumus-rumus ini menjadi sangat penting. Orang tidak lulus ujian di sekolah bukan karena salah soal, tetapi karena salah rumusnya. Salah rumus, salah jawabannya.

Begitu dengan kehidupan ini. Rumus kehidupan adalah Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam. Di antaranya adalah rumus untuk menghadapi aneka masalah yang sangat dekat dengan keseharian kita. Kita bisa membacanya pada surah Al-Baqarah [2] ayat 155-157, 
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’ (sesungguhnya kami milik Alloh, dan kepada-Nyalah kami kembali). Merekalah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Rumus ini menerangkan bahwa Alloh Ta’ala akan menimpakan sedikit ujian kepada hamba-hamba-Nya. Ketakutan, kelaparan maupun kekurangan harta itu semua pasti akan ditimpakan kepada manusia, tidak bisa tidak. Namun demikian, ayat tersebut ada sambungannya, yaitu bahwa Alloh akan memberikan kabar gembira bagi orang yang sabar dalam melaluinya. Jadi kalau kita sabar, kepahitan itu sebetulnya adalah kabar gembira.

Lalu, sabar itu apa? Kita mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa semua milik Alloh dan kita pasti kembali kepada-Nya. Satu tidak merasa memiliki. Dua tidak punya tempat kembali. Dengan demikian, selama kita merasa memiliki dan selama kita masih mencari tempat kembali selain Alloh, selama itu pula tidak akan ada sabar.

Jadi, dari musibahlah datangnya berita gembira bagi orang yang sabar, yaitu orang yang merasa tidak memiliki apapun, kecuali yakin lahir dan batin kalau semuanya milik Alloh Ta’ala. Maka, siapa yang ingin mendapatkan keberkahan yang sempurna, curahan rahmat dan petunjuk, dia harus siap melewati kepahitan yang sedikit dan pasti ditimpakan.

Ketika diberikan sebuah ujian, kita merasa menderita itu bukan karena ujiannya yang besar. Ujiannya itu hanya sedikit dan kepahitannya untuk kita pun sudah diukur. yang mendramatisisasinya. Mengapa? Sebab, kita belum tahu rumusnya.

Ada orang yang malah sengaja mendramatisasi kesulitannya sendiri karena dia tidak tahu atau lupa rumusnya. Kepahitannya justru dijadikan sebagai pencitraan agar orang-orang kasihan lalu membantunya, maupun supaya orang-orang menganggap dirinya hebat.

Jadi saudaraku, untuk apa? Ujian hidup kita yang sedikit itu urusannya dengan Alloh Ta’ala dan setiap jalan keluar juga milik-Nya. Berdoalah kepada Alloh dan bersabarlah. Tidak akan ada gunanya kita menangisi masalah, mempersalahkan orang lain, atau mencari simpati dan pencitraan atas masalah yang dihadapi, kecuali hanya akan membuat kita semakin menderita. 
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]:28)
Jadi, mari kita baca dan pelajari Al-Qur’an dan Sunnah. Kita pahami rumus kehidupan yang telah dijelaskan dengan sangat terang agar kita bisa lulus ketika menghadapi ujian dan agar hidup kita yang sementara ini tidak gagal.

“Mustahil bagi kita untuk mendapatkan jalan keluar dari himpitan masalah, tercapai keinginan yang terbaik atau selamat dari ancaman, kecuali hanya dengan pertolongan-Nya.”

KH. Abdullah Gymnastiar, ed. 2015. 𝘐𝘩𝘬𝘵𝘪𝘢𝘳 𝘔𝘦𝘳𝘢𝘪𝘩 𝘙𝘪𝘥𝘩𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 . Bandung (ID): Emqies Publishing.)

Kamis, 02 Mei 2019

Liqoouhu

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

SubhanAllah saat ratu bidadari menangis melihat keadaan imamnya, mendengar wasiat dan bahwa kematian janganlah ditakuti, karena mati adalah ”liqoouhu” jalan satu-satunya berjumpa dengan Allah yang kita sangat cinta rindu beribadah taat kepadaNya.

‎الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
(QS Al Baqoroh 46)
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah Ta’ala berfirman:

‎إِذَا أَحَبَّ عَبْدِي لِقَائِي أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ وَإِذَا كَرِهَ لِقَائِي كَرِهْتُ لِقَاءَهُ.

“Bila hamba-Ku senang bertemu dengan Aku, maka Aku juga senang bertemu dengannya. Bila hamba-Ku tidak senang bertemu dengan Aku, maka Aku pun tidak senang bertemu dengannya.” 
(HR. Malik, Ahmad, Bukhari dan Nasa’i)

SubhanAllah dia nangis walau abang masih ada infus akan beranjak untuk memeluknya. InsyaAllah semua kita dikumpulkan Allah bersama umat Rasulullah dalam RIDHO, RAHMAT dan SYURGA...aamin aamiin aamiin.

Terputus karena yang pegang kamera menangis.

Penang Malaysia

K. H. Muhammad Arifin Ilham 
1 Mei 2019

Senin, 29 April 2019

Penentu Akhir

Assalamualaikum wa rahmatullaahi wabarakaatuhu.

Simak Kalam Allah dengan iman, 
“Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa niscaya Allah bukakan keberkahan dari langit dan bumi ...”
(QS Al A’raf 96)
SubhanAllah walhamdulillah sahabat da’wahku kegelisahan dunia bagi hamba yang beriman menjadi cambuk hebat untuk membuat diri semakin takut, taat dan cepat segera mendekat kepada Allah.

ALLAHU AKBAR adalah PENENTU AKHIR setelah ikhtiar maksimal, doa senjata terkuat dikerahkan terutama di penghunjung malam, yaqin sepenuh hati PERTOLONGAN, baik sangka atas ujiannya, “bukankah terpuji karena teruji dulu”, karena itu sabar dan akhirnya tawakal.

Allahumma ya Allah dalam gejolak apapun di dunia ini tetap dan semakin kuat cinta taat kami kepadaMu...agar negeri berkah dengan KEJUJURAN dan KEADAILAN PARA PEMIMPIN dan rakyat pun sejahtera dan aman membangun negeri tercinta dalam lindungan Allah.

Muhammad arifin ilham yang sangat sayangi tim umat dan negeri tercinta kita.

Jazaakumulllah doa kasih sayang ikhwah Fillah.

Abang di masih rehat dipenang.

Muhammad Arifin Ilham 
22 April 2019

Sabtu, 06 April 2019

Istigfar

Sahabatku, setelah sholat maka kita dianjurkan untuk bisa beristighfar sebagai bentuk evaluasi kita akan sholat tersebut.

“Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya, beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan:
“ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM” 
(artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Oleh karena itu sahabatku, jangan sampai setelah sholat kita melupakan istighfar, karena orang yang melupakannya akan merasa rugi. Dan juga semoga dengan sholat, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Aamiin Yaa Robbal Alamin....

KH. Abdullah Gymnastiar
5 April 2019

Jumat, 05 April 2019

Doa Keluar Rumah

Sahabat, kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi kepada diri kita nanti walaupun kita sudah mempunyai rencana. Banyak sekali hal yang sangat memungkinkan terjadi tanpa kita duga-duga, meskipun kita telah memiliki persiapan dan perencanaan dengan baik tapi tetap tidak akan pernah bisa menghalangi apa yang telah Alloh tetapkan.

Maka setiap keluar rumah kita harus berlindung kepada Alloh dengan senantiasa berdoa :

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Bismillahi tawakkaltu álallahi, laa haula wa laa quwwata illa billah
“Dengan nama Alloh, aku berserah diri kepada Alloh, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Alloh” (HR. Abu Daud)

Ada tiga karunia yang diberikan oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala ketika kita membaca doa itu adalah :
1. Diberi petunjuk oleh Alloh,
2. Diberi kecukupan oleh Alloh dan
3. Diberi perlindungan oleh Alloh.

Maka kita harus yakin bahwa sangat mudah bagi Alloh untuk mengambil semua yang kita miliki, maka kita harus senantiasa memperbanyak berdoa agar Alloh Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa memberikan petunjuk, memberi kecukupan, dan juga selalu memberi perlindungan kepada kita. 
Aamiin Yaa Robbal Aalaamiin.

KH. Abdullah Gymnastiar 
4 April 2019

Kamis, 28 Maret 2019

Zuhud

Sahabatku yang baik, Rasulullah Shallallahu 'alahi Wa Sallam mengajarkan kita agar bisa melakukan amalan zuhud. Zuhud adalah amalan hati yang terdalam, dan hanya Alloh yang bisa menilainya.

Lakukanlah 3 amalan zuhud ini, agar senantiasa dicintai oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala :

1. Lebih meyakini bahwa rezeki yang ada, berada pada genggaman Alloh daripada meyakini apa yang ada ditangannya.

2. Apabila tertimpa musibah, maka hamba tersebut lebih mengharapkan ganjaran pahala atas musibah yang dialaminya.

3. Senantiasa memandang orang lain sama, baik orang yang memujinya maupun orang yang mencelanya, disaat dirinya berada di atas kebenaran.

Mari sahabat, kita mulai untuk sama-sama mengevaluasi hati kita, agar hati ini bisa senantiasa dicintai Alloh dan juga dicintai manusia. Dan semoga Alloh senantiasa menggolongkan kita menjadi orang-orang yang zuhud pada dunia dan juga zuhud pada apa yang ada disisi manusia. Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin

KH. Abdullah Gymnastiar 
27 Maret 2019

Rabu, 20 Maret 2019

Istimewanya Besuk Saudara Sakit

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.

Alhamdulilah arifin di saat rehat di Penang pun membesuk tetangga sebelah kamar yang sakit muslim dan bukan muslim semua didoakan dan dihibur dengan hikmah-hikmah.

SubhanAllah cinta Allah dan RasulNya membuat sayang semua karena Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‎حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

Hak muslim terhadap muslim lainnya ada enam. Sahabat bertanya: Apa saja, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: “Bila ia bersin dan memuji Allah (mengucap: alhamdulillah) maka jawablah (dengan mengucapkan: yarhamukallah), bila ia sakit maka jenguklah, dan bila ia meninggal dunia maka antarkanlah (jenazahnya hingga makam)”
(HR. Muslim, no. 2162)

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit :

1. Merupakan kebun surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‎مَنْ عَادَ مَرِيْضًا لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ

“Siapa saja yang menjenguk orang sakit akan senantiasa berada di kebun surga sampai ia kembali”.
(HR. Muslim)


2. Berada di dalam rahmat Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‎مَنْ عَادَ مَرِيْضًا خَاضَ فِي الرَّحْمَةِ، حَتَّى إِذَا قَعَدَ اِسْتَقَرَّ فِيْهَا

“Siapa yang menjenguk orang sakit, ia akan masuk ke dalam rahmat (Allah), sehingga apabila duduk, ia akan berada di dalam rahmat tersebut”.
(HR. al-Bukhari)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‎مَنْ عَادَ مَرِيْضًا خَاضَ الرَّحْمَةَ، فَإِذَا جَلَسَ عِنْدَهُ اِسْتَقْنَعَ فِيْهَا، فَإِذَا خَرَجَ مِنْ عِنْدِهِ خَاضَ الرَّحْمَةَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى بَيْتِهِ

“Barang siapa yang menjenguk orang sakit, ia masuk ke dalam rahmat (Allah). Apabila duduk di sisinya, ia merasa puas/tenang di dalam rahmat itu. Apabila keluar darinya ia senantiasa berada di dalam rahmat itu hingga ia pulang ke rumahnya”. 
(HR. Ibnu Abdil Barr di kitab at-Tamhid 24/273)


3. Berbuah banyak pahala dari Allah
Hadis qudsi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: يَا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِيْ. قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ أَعُوْدُكَ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ؟ قَالَ: أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ عَبْدِيْ فُلاَنًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ، أَمَا عَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِيْ عِنْدَهُ

“Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman pada hari kiamat: Wahai anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjenguk-Ku. Ia berkata: Ya Rabb, bagaimana aku menjenguk-Mu sementara Engkau adalah Tuhan alam semesta? Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa hamba-Ku fulan sakit tapi engkau tidak menjenguknya, tidakkah engkau tahu, bila menjenguknya niscaya engkau akan mendapati-Ku ada di sisinya?
(HR. Muslim)


4. Mendapatkan doa kebaikan dari malaikat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ أَتَى أَخَاهُ الْمُسْلِمَ عَائِدًا مَشَى فِي خَرَافَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسَ، فَإِذَا جَلَسَ غَمَرَتْهُ الرَّحْمَةُ، فَإِنْ كَانَ غُدْوَةً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ، وَإِنْ كَانَ مَسَاءً صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ

“Barang siapa yang mendatangi saudaranya muslim (yang sakit) untuk menjenguknya, ia berjalan di atas kebun surga hingga ia duduk. Apabila ia duduk, rahmat (Allah) akan menyelimutinya. Bila waktu itu pagi hari, tujuh puluh ribu malaikat akan bersalawat kepadanya hingga sore hari, dan bila ia melakukannya di sore hari, tujuh puluh ribu malaikat tersebut akan bersalawat kepadanya hingga pagi hari”.
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah).


5. Penyebab masuk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‎مَنْ عَادَ مَرِيضًا أَوْ زَارَ أَخًا لَهُ فِي اللَّهِ نَادَاهُ مُنَادٍ أَنْ طِبْتَ وَطَابَ مَمْشَاكَ وَتَبَوَّأْتَ مِنَ الْجَنَّةِ مَنْزِلاً

“Siapa yang menjenguk orang sakit atau berkunjung kepada saudaranya karena Allah, akan ada penyeru yang berseru, “Alangkah baiknya dirimu, alangkah baiknya langkahmu, engkau telah menempati tempat tinggal di surga”.
(HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Allahumma ya Allah sehat afiyatkan kami dalam keni’matan Istiqomah taat di JalanMu hingga wafat husnul khotimah.



K. H. Muhammad Arifin Ilham 
19 Maret 2019

Selasa, 19 Maret 2019

Tanda-Tanda Hamba Yang Dirahmati ALLAH

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. 

Sahabatku, hakikat seorang hamba yang dirahmati Allah hanya Allah yang mengetahuinya, tetapi tanda-tanda bisa diperhatikan:

1. Taubatnya sungguh-sungguh,

2. "Waro" taat dan berhati-hati dengan Syariat Allah.

3. Hobbynya ibadah, terutama tahajjud, dan berjamaah di mesjid,

4. Semangatnya dalam tadabur Alqur'an dan As Sunnah,

5. Istiqomah dalam menghidupkan sunnah Rasulullah,

6. Wajah yang menyenangkan, murah senyum,

7. Dermawan, "arro'fu" belas kasih kepada dhuafa dan pembela mustadhafiin,

8. Akhlaknya mulia, terutama rendah dan tutur katanya santun dan jujur,

9. Namun tidak kehillangan sifat sikap tegas beraninya menegakkan yang HAQ,

10. Mencintai ulama dan umat Rasulullah,

11. Kuat doanya, baik sangka dan pantang berkeluh,

12. Sibuknya dalam koreksi diri, sama sekali tidak tertarik pada aib saudaranya,

13. Mudah menangis karena Allah karena rindunya kepada Allah dan RasulNya.

SubhanAllah Semoga salah satu tanda itu ada pada kita, hai sahabatku tercinta Fillah ...aamiin.

K. H. Muhammad Arifin Ilham 
18 Maret 2019

Sabtu, 16 Maret 2019

Doa Untuk Syuhada Selandia Baru

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.

Simaklah dengan IMAN Kalam Allah yang mulia ini, duhai sahabat imanku!

وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ 
“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”.
(QS Al Buruj )
Innaaa lillah wa innaa ilaihi roojiuun kebiadaban oknum kafir zholim Selandia Baru terjadi membantai dengan merekam langsung secara keji kesadisan mereka membantai umat beriman mulia yang siap beribadah di hari Jumat yang mulia.

Sebiadab kaya apapun mereka tidak akan disebut teroris oleh media sekuler, dan ini selalu terjadi di negeri dimana umat Islam yang minoritas berada di wilayah mereka.

Allahumma ya Alah jadikan saudara-suadara kami yang wafat dibunuh di rumahMu yang mulia di hari jumat yang mulia ini sebagai syuhada di sisiMu, aamiin.

Allahumma jadikan peristiwa ini membangkit ghirah dan kesadaran umat Islam untuk terus mendekat kepadaMu, semakin kuat rasa ukhuwah, semakin peduli kepada saudara mu’min, semakin rapat barisan.

K. H. Muhammad Arifin Ilham 
15 Maret 2019

Minggu, 10 Maret 2019

Asyik Tenggelam Muhasabah

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.

Jangan merasa diri kita "Baik" walaupun kita shalat lima waktu sehari semalam serta tepat pada waktunya.

Jangan merasa diri kita "Baik" walaupun kita setiap hari bersedekah.

Jangan merasa diri kita "Baik" walaupun kita sudah pakai jubah, bersorban, berhijab menutup aurat dengan sempurna.

Jangan merasa diri kita "Baik" walaupun setiap malam kita melakukan dhuha, tahajjud, ke mesjid dan amalan sunat lain.

Jangan merasa diri kita "Baik" walaupun setiap saat kita update status motivasi dakwah.

Jangan merasa diri kita "Baik" walaupun setiap saat kita menolong orang lain.

فلا تُزٓكُّوْا آنْفُسٓكُمْ هُوٓ آعْلٓمُ بِمٓنْ اتّٓقٓى
"Janganlah kalian merasa paling suci karena Allah-lah yang lebih mengetahui siapa yang benar-benar bertaqwa.”
(QS An Najm 32)
Sitti Aisyah (ra) berkata "Siapakah orang yang buruk?" dijawab olehnya "yaitu orang yang merasa dirinya baik". Beliau ditanya lagi "Siapakah orang yang baik?", maka dijawab "yaitu orang yang merasa dirinya buruk".

Karena itulah KESIBUKAN KEASYIKAN hamba beriman TENGGELAM dalam MUHASABAH DIRINYA.

K. H. Muhammad Arifin Ilham
9 March 2019

Rabu, 06 Maret 2019

Akhirnya Istiqomah

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

SubhanAllah mulailah sahaabtku dari sunnah yang mudah ringan lalu azamkan diri untuk istiqomah, insyaAllah Allah kan bimbing kita dengan HADIAH HIDAYAHNYA....
‎اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
(QS Al-Fatihah 6)
‎وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“…Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing manusia kepada jalan yang lurus”.
(QS Asy-Syûra 52)
‎{إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ}
"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku”.
(QS Ash-Shaffat: 99)
‎جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ 
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
‎وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allâh akan menambah petunjuk kepada mereka dan menganugerahi ketakwaan mereka.”
(QS Muhammad 17)
" Amalan yang paling disukai Rasulullah adalah amalan yang dilakukan terus menerus"
(HR Ahmad)

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mengucapkan :

‎يَـا مُـقَـلِـّبَ الْـقُـلُـوْبِ ، ثَـبّـِتْ قَـلْبِـيْ عَلَـىٰ دِيْـنِـكَ

“Ya Allâh, Yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku di atas agama-Mu, aamiin, aamiin, aamiin”.

Muhammad Arifin llham 
5 Maret 2019

Senin, 11 Februari 2019

Segera Minta Maaf!

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. 

SubhanAllah, Maha Adil, setiap perbuatan ada nilai, ada balasan, ada tanggungjawabnya. Inilah yang membuat hamba beriman senantiasa berhati-hati dalam berkata, bersikap di dunia sebentar ini.

Simakalah Kalam Allah ini dengan iman,
“Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih“.
(QS Asy-Syura 42)
Rasulullah SAW bersabda, 
“Kezaliman itu ada 3 macam: Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, dan kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah. Adapun kezaliman yang tidak diampunkan Allah adalah syirik, firman Allah SWT: “Sesunggahnya syirik itu kezaliman yang amat besar!”, adapun kezaliman yang dapat diampunkan Allah adalah kezaliman seorang hamba terhadap dirinya sendiri di dalam hubungan dia terhadap Allah, Tuhannya. DAN KEZALIMAN YANG TIDAK DIBIARKAN ALLAH ADALAH KEZALIMAN HAMBA-HAMBA-NYA DI ANTARA SESAMA MEREKA, KARENA PASTI DITUNTUT KELAK OLEH MEREKA YANG DIZALIMI”.
(HR. al-Bazaar & ath-Thayaalisy)

“Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan atau harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal (maaf) nya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada harta dan dinar atau dirham, jika ia punya amal shalih, maka akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya” .
(HR. Bukhori, Muslim)

Allahumma ya Allah ampunilah seluruh dosa kami, berilah kami kesempatan minta maaf pada saudara kami yang pernah kami sakiti agar mereka tidak menuntut kami di hadapanMu, aamiin.

Muhammad Arifin Ilham 
10 Februari 2019

Sabtu, 09 Februari 2019

Tetap Taat Walau Sendiri

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu


SubhanAllah sahabat sholehku, justru hakikat taqwa itu adalah TETAP TAAT kepada ALLAH dalam kesendiriannya, saat tidak ada yang lihat, saat ada peluang ma’shiyat, saat bisa berbuat zholim .

Inilah yang meraih kemuliaan disisi Allah, simaklah KalamNya dengan iman,
“Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah WALAUPUN DIA TIDAK MELIHATNYA. Maka berilah mereka kabar gembira dengan AMPUNAN dan PAHALA YANG MULIA”.
(QS. Yasin : 11)
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada TUHANnya YANG TIDAK TAMPAK oleh mereka, mereka akan memperoleh AMPUNAN dan PAHALA yang BESAR”.
(QS Al Mulk : 12)
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan”.
(QS. An-Nisaa : 108).
Rasulullah bersabda,
“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang berterbangan” .
Tsauban bertanya, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari”.
Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjang hal yang diharamkan Allah”.
(Shahih HR. Ibnu Majah).

Allahumma ya Allah anugrahkanlah dan hiasilah hati kita dengan keindahan keimanan, kekuatan taqwa, keni’matan istiqomah hingga Engkau wafatkan HUSNUL KHOTIMAH, aamiin....

Muhammad Arifin Ilham
8 Februari 2019

Sabtu, 26 Januari 2019

Sahabat Dunia Akhirat

Assalamualaikum wa rahmatullaahi wabarakaatuhu.

SubhanAllah sahabat sholehku, 

Simak Kalam Allah ini, 
“Sesungguhnya hanya orang-orang beriman itu bersaudara.”
(QS Al Hujarat 10)
SubhanAllah Rasulullah bersabda,
“Sungguh seseorang dikumpulkan kelak di akhirat bersama siapa yang dia cintai di dunia” (HR Bukhori).

Al-Hasan Al-Bashrii berkata:
“Perbanyaklah sahabat-sahabat mu’minmu, karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat”.

Pejamkan mata, berfikirlah...
Siapa kiranya di antara sahabat-sahabat kita yang akan mencari dan mengajak kita bersama-sama ke Syurga?

Dari saudaramu yang mencintaimu karena Allah.

Subuh Jumat ini di mesjid Al Munawarah Penang Malaysia bersama ikhwany fillah

Muhammad Arifin Ilham 
25 Januari 2019

Jumat, 25 Januari 2019

Sakit Sebenarnya!

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.

SubhanAllah hamba yang beriman yaqin dan sangat faham bahwa hidup sekali dan sebentar di dunia ini adalah hanya ujian.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ”Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?"
(QS Al Ankabut 2).
Ujian hidup hanya ada dua, musibah dan ni’mat, dua ini Allah gilirkan pada setiap mahklukNya
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
(QS Al Anbiya: 35).
Astagfirullah banyaknya salah sangka bahwa hanya sakit, musibah, kemiskinan itu ujian, padahal sehat, senang, kekayaan itu juga ujian. 
“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". “Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".
(QS Al Fajr 15 -16)
Karena itulah Rasulullah menyampaikan umatku banyak lulus ujian musibah daripada ni’mat.

Bagi hamba yang beriman sakit itu rahmat Allah, ampunanNya, terbiyyahNya, derajat disisiNya, doa-doa mustajab, tafakkur, membuat tawadhu’, pintu kasih sayang dan shilaturrahim, persiapan mati, juga jalan kenabian nabi Ayyub, bahkan Rasulullah sebelum wafat pun beliau sakit.

Jadi sakit sebenarnya adalah bila sehat bugar tetapi tidak digunakan untuk ibadah, malas sholat, malas tahajjud, malas dhuha, malas baca Alqur’an, malas ke mesjid, sampai berani ma’shiyat, inilah yang disebut “al istidraz” kesannya ni’mat tetapi sebenarnya azab yang tersembunyi yang akan diperlihatkan dan dirasakan kelak, naudzubillah min dzaaliki.

Allahumma ya Allah hiasilah hidup kami dengan kesehatan afiyatan di JalanMu hingga wafat husnul khotimah, aamiin.

SubhanAllah dari saudaramu yang mencintaimu karena Allah.

Muhammad Arifin Ilham 
24 Januari 2019

Selasa, 22 Januari 2019

Keistimewaan Subuh di Mesjid

Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu. 

SubhanAllah sahabatku, simaklah Kalam Allah ini dengan iman, 
"Sesungguhnya hanya hamba Allah yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat sajalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah...”
(QS At Taubah 18). 
Rasulullah bersabda, 
"Sesungguhnya sholat paling berat bagi orang munafik adalah sholat isya dan sholat subuh berjamaah di mesjid, seandainya mereka mengetahui KEUTAMAAN BERJAMAAH DI MESJID "law habwah" merangkak pun mereka tetap berjamaah di mesjid" 
(HR Bukhori Muslim).

SubhanAllah walhamdulillah jazaakumullah semua kasih sayang doa ikhwah tercinta karena Allah.

Alhamdulillah bersama para ikhwany Fillah bisa berjamaah subuh Senin di mesjid Al Munawarah Penang Malaysia, Allah Akbar.

K. H. Muhammad Arifin Ilham 
21 Januari 2019

Senin, 14 Januari 2019

Keajaiban Doa

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

SubhanAllah sahabatku jangan sekali-kali meremehkan doa. 

Doa itu perintah Allah, 
doa itu ruhnya ibadah, 
doa itu membuat Allah cinta kepada hambaNya "Anta abdy" engkau hambaKu jawab Allah ta'kala hambaNya berdoa kepadaNya, 
apalagi sampai merengek menangis penuh harap, Allah nyatakan kecintaanNya pada hambaNya itu. 

Para nabi semua dipersenjatai doa. 
Nabi Adam diampuni dan dimuliakan Allah setelah doa taubatnya (QS Al A'rof 23), 
nabi Yunus diselamatkan karena doa penyesalannya (QS Al Anbiya 87-88), 
nabi Muhammad dimenangkan karena doa kesabarannya (QS Al Baqoroh 214). 

Rasulullah bersabda, "Tidak ada yang bisa merubah qodho Allah kecuali doa". Saking dasyatnya doa bisa merubah qodho Allah, begitulah cara Allah menghormati menyayangi hamba yang berdoa. TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI ALLAH, semua bisa terjadi dengan iradah dan qudrahNya (QS Yasin 82). Karena itu sahabatku. Jangan pernah bosan apalagi putus asa berdoa, yaqinlah semua masih bisa terjadi atas IZINNYA. 

Allahuumma ya Allah qobulkanlah doa hambaMu, aaamiin.

SubhanAllah walhamdulillah arifin tulis ini dalam rehat berbaring dalam ujian rahmat ampunan Allah, insyaAllah....

K. H. Muhammad Arifin Ilham 
13 Januari 2019

Rabu, 02 Januari 2019

Akibat Makan Haram

Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu.

Fal yanzhuril insaanu ilaa thoaamihi
"Hendaklah orang-orang yang beriman memperhatikan apa yang dia makan."
(QS Abasa 24)
Akibat Makan yang Haram :

Ibadah, sedekah dan doanya ditolak

Hati menghitam

Sulit khusyu’

Berat ibadah, malas sekali walau tetap ibadah

Menagih ma’shiyat

Gampang marah

Berat membaca Alqur’an

Sangat berat sholat tahajjjud

Sulit memahami agama Allah

Mudah dikenali dan dikuasai syetan

Mati syuul khotimah

Kuburan gelap dengan harta haramnya menjadi ular dan kalajengking

Digantung dilehernya di hari qiyamat

Harta haramnya menjadi seterikaan mendidih yang digosokkan ke kepala, lambung dan punggungnya

Dituntut oleh mereka yang dizholimi hartanya sewaktu di dunia

Allahumma ya Allah hiasilah hidup kami dengan keberkahan yang halal, dan selamatkanlah kami dari semua yang haram, aamiin.

Muhammad Arifin Ilham
1 Januari 2019

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ ...