Senin, 27 September 2021

Membaca Al-quran

 “Dan didatangkan pula seseorang yang mempelajari ilmu dan membaca Al-Qur’an, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan, sehingga ia mengetahuinya dengan jelas.

Allah bertanya: ‘Apa yang telah kamu perbuat?
Dia menjawab, ‘Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur’an demi Engkau.’
Allah berfirman: ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu agar dikatakan “seorang ‘alim” dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatakan seorang “Qari’” , dan kini kamu telah dikatakan seperti itu, kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka.
(HR. Muslim : 1905)

Sahabat yang baik, dari hadits tersebut, kita mengetahui ada orang-orang yang membaca al-quran tapi hal tersebut tidak mendekatkan dirinya kepada Allah, malahan membuat Allah murka kepadanya.
Mereka adalah : orang yang membaca alquran karena ingin mendapatkan pujian manusia, tidak ikhlas karena Allah, bukan untuk memahami dan mengamalkan isi quran, tapi untuk medapatkan gelar seorang ‘alim atau qari’ sehingga dia dimurkai dan dicampakkan Allah ke dalam neraka.

KH. Abdullah Gymnastiar
25 September 2021

Minggu, 19 September 2021

Silent Shodaqoh

 Seorang lelaki masuk ke toko buah " Berapa harga pisang dan apel sekilo ? "

Penjual: " Pisang sekilo Rp 15 rb, kalo apel sekilo Rp 50 rb.
 "
Tidak lama kemudian seorang Ibu yang sudah kenal dengan si penjual masuk kedalam toko.

Ibu : Berapa harga satu kilo pisang dan apel ?
Penjual : Pisang Rp 5 rb sekilo, klw apel Rp 20 rb sekilo
Ibu : Alhamdulillah...

Merasa di curangi lelaki tadi mendekati penjual dengan mata yang memerah karena marah dan akan ngomel pada penjual, tetapi si penjual segera memberi isyarat mata dan berkata padanya: " tunggu saya sebentar "

Kemudian si penjual memberikan kepada si Ibu tsb 1 kg pisang dan 1 kg apel dengan total harga Rp 25 rb.

Ibu itu pergi dengan gembira dan berkata : " Alhamdulillah terimakasih Ya Allah... anak-anakku akan bisa makan buah."

Setelah Ibu tsb pergi, si penjual meminta maaf pada pembeli lelaki tadi dan berkata: " Demi Allah, aku tidak mencurangimu. Tetapi Ibu itu mempunyai empat anak yatim namun dia selalu menolak bantuan apapun dari orang lain, setiapkali aku ingin membantunya pasti dia menolak.

Saya berfikir keras bagaimana caranya saya bisa menolongnya tanpa membuat dia merasa malu, dan aku tidak menemukan cara selain ini, yaitu dengan mengurangi harga untuknya.
Aku ingin dia tetap merasa tidak membutuhkan bantuanku dan aku juga ingin berniaga dengan Allah dan menyenangkan hati mereka.

Ibu itu datang kemari seminggu sekali. Demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya, setiap kali Ibu itu membeli buah dariku, hari itu aku selalu mendapatkan untung berlipat-lipat dan mendapatkan Rizqi dari jalan yang tak kusangka

Seketika itu lelaki pembeli tadi meneteskan air mata dan segera mencium tangan mulia si penjual.

Sungguh dalam menolong kebutuhan orang lain, ada kelezatan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang pernah melakukannya
Pancinglah turunnya Rizqi dengan cara bersedekah...!

Semoga kita bisa seperti itu di Jumat barokah ini.... Aamiin....

Jumat, 17 September 2021

Rahasia Agar Ridho Dalam Menerima Takdir

Sahabatku, salah satu kiat agar kita mampu menghadapi persoalan hidup adalah ridha pada apa yang terjadi. Ridha terhadap apa yang akhirnya terjadi atau ridha pada hasil yang akhirnya kita terima setelah usaha yang kita lakukan.

Mengapa kita harus ridha? 
Karena kalau tidak ridha pun kejadian yang sudah terjadi tetap terjadi, hasil yang sudah kita terima tetap kita terima. Contoh sederhananya, kita sedang berjalan tiba-tiba sebuah bola mengenai kening kita cukup keras. Sikap terbaik menghadapi kenyataan seperti ini adalah ridha, karena toh bola sudah mengenai kening kita. “Tanda terima” berupa benjolan bekas lemparan bola sudah ada di kening kita. Jika ada rasa sakit, maka biarkan saja sejenak rasa sakit yang sebentar itu. Tidak perlu menggerutu atau mengutuk keadaan. Lebih baik beristighfar.

Rasulullah SAW bersabda, “Akan merasakan kelezatan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabb-nya dan Islam sebagai agamanya, serta ( Nabi ) Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim)

Sebagaimana isi hadits ini, bersikap ridha akan mendatang kan rasa tentram di dalam batin kita. Sebenarnya, penderitaan yang kita rasakan saat menggerutu dan mengutuk kejadian buruk bukan karena peristiwanya, melainkan karena sikap kita yang tidak ridha pada peristiwa tersebut.

Contoh lainnya yang sering terjadi adalah mengejek atau mencibir keadaan diri sendiri. Ada orang yang mengejek dirinya sendiri hanya karena hidungnya tidak mancung, kulitnya gelap, posturnya pendek, atau terlahir dari keluarga yang tidak kaya raya. Orang-orang seperti ini akhirnya merasakan penderitaan. Penderitaan mereka bukan disebabkan oleh kenyataan, melainkan oleh sikap mereka sendiri terhadap kenyataan. Maka, tidak heran jika orang seperti ini mengalami stres.

Seperti kisah seorang wanita yang sudah melewati usia 30 tahun, kemudian ia pontang panting menghindari gejala penuaan dengan cara operasi plastik. Biaya yang mahal dikejarnya tapi keriput di wajah tetap saja muncul. Dia pun stres. Ini contoh orang yang tidak ridha menghadapi kenyataan dan menyikapinya secara berlebihan. Ia tidak ridha menghadapi kenyataan bahwa muda dan tua adalah sunnatullah yang akan dialami manusia.

Saudaraku, ridha bukanlah pasrah begitu saja. Ridha adalah keterampilan kita untuk realistis menerima kenyataan. Hati menerima, pikiran dan fisik berikhtiar memperbaiki diri sehingga bisa menemui kenyataan yang lebih baik lagi. Jika sakit gigi, bersikaplah ridha dengan menerima bahwa itu ujian dari Allah, sembari kaki melangkah ke dokter gigi sebagai bentuk ikhtiar mengobati dan merawat gigi karena itu adalah titipan Allah Swt. Boleh jadi sakit gigi karena kelalaian kita merawat titipan Allah tersebut.

Oleh karena itu, peristiwa apa pun yang terjadi di dalam hidup kita, marilah kita hadapi dengan ridha: terima dengan lapang dada tanpa berkeluh kesah dan yakini bahwa segala yang terjadi ada dalam kekuasaan Allah Swt. Tidak ada kejadian apa pun yang luput dari pengetahuan dan kekuasaan-Nya. Sekalipun peristiwa tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, bahkan cenderung pahit untuk diterima. Ridha adalah sikap terbaik agar ujian tersebut berbuah berkah bagi kita.

Bersikap ridha itu seperti menanak nasi tapi terlalu banyak air sehingga beras yang kita tanak malah menjadi bubur. Menghadapi kenyataan seperti ini maka sikap terbaik kita bukanlah menggerutu atau marah-marah, melainkan bersikaplah ridha sembari mencari daun seledri, kacang kedelai, dan suwiran daging ayam, lalu ditambahi kecap dan kerupuk. Maka, jadilah bubur ayam spesial.

Ridha akan membuat hidup kita lebih nyaman dan lapang. Bukankah kita ingin Allah SWT ridha kepada kita? Jalannya adalah bersikap ridha pada apa pun keputusan-Nya. 
Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa yang ridha ( pada ketentuan Allah ), maka Allah akan ridha kepadanya.” (HR. Tirmidzi)

KH. Abdullah Gymnastiar
15 September 2021

Senin, 13 September 2021

Luangkanlah Waktu Untuk Menyendiri Mendekatkan Diri Kepada ALLAH

     Luangkanlah waktu untuk menyendiri, merenung, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Waktu yang paling kondusif adalah pada Sepertiga malam manakala alam terasa sunyi karena makhluk sedang tertidur. Pada suasana yang sepi, zikir dan doa yang kita panjatkan kepada Allah Swt akan jauh lebih khusyuk dan lebih meresap di dalam hati. Selain berlimpah pahala, ibadah malam ini juga memberi banyak manfaat bagi fisik dan batin kita. Hati menjadi lebih tenang dan lapang, pikiran jadi lebih jernih dan segar. Karenanya, diri kita jauh lebih siap menghadapi berbagai kemungkinan dan persoalan yang terjadi di sepanjang hari.

     Manfaatkan waktu sepertiga malam ini untuk membersihkan diri dengan istighfar dan memohon kekuatan kepada Allah sehingga hati kita lebih mantap dan istiqamah dalam ketaatan. Inilah modal utama untuk membangun ketangguhan kita dalam mengarungi hidup di dunia.

Rasulullah SAW bersabda, “Rabb kita Tabamka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir; lalu Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta kepada-Ku, pasti akan Ku-beri. Dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku, pasti akan Ku-ampuni'.”
HR. Bukhari, Muslim

Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, “Pada malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim memanjatkan doa kepada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.”
HR. Muslim

Allah SWT berfirman,
“Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.”
(QS. Al Muzammil [73]: 2-3)

Aturlah waktu kita untuk memiliki kesempatan dalam kesendirian dan hanya berdoa kapada Allah SWT Manfaatkanlah kesunyian malam hari untuk “curhat” kepada Allah tentang apa saja, tentang persoalan kita, tentang kesulitan kita, atau tentang kebahagiaan kita karena sesungguhnya hanya Allah tempat kita mengadu dan memohon.

Perbanyak menunaikan shalat malam. Di dalam shalat, panjangkanlah sujud dan berdoalah dengan sungguh-sungguh. Nikmati kekhusyukan berdoa kepada Allah. Dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada saat tiada naungan kecuali naungan-Nya...”
Di antaranya adalah,
“Seorang lelaki yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian, lantas berlinanglah kedua matanya.”
HR. Bukhari, Muslim

KH. Abdullah Gymnastiar
11 September 2021

Minggu, 12 September 2021

Syafa'at Al Qur'an Di Dalam Kubur

Pertolongan Al-Quran di Alam Kubur.

- Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Tiada penolong yg lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (Abdul Malik bin Habib-Syarah Ihya).

Bazzar meriwayatkan dalam kitab La’aali Masnunah bahwa jika seseorang meninggal dunia, ketika orang - orang sibuk dgn kain kafan dan persiapan pengebumian di rumahnya, tiba -tiba seseorang yang sangat tampan berdiri di kepala mayat. Ketika kain kafan mulai dipakaikan, dia berada di antara dada dan kain kafan.

-Setelah dikuburkan dan orang - orang mulai meninggalkannya, datanglah 2 malaikat. Yaitu Malaikat Munkar dan Nakir yang berusaha memisahkan orang tampan itu dari mayat agar memudahkan tanya jawab.

Tetapi si tampan itu berkata: ”Ia adalah sahabat karibku. Dalam keadaan bagaimanapun aku tidak akan meninggalkannya. Jika kalian ditugaskan utk bertanya kepadanya, lakukanlah pekerjaan kalian. Aku tidak akan berpisah dari orang ini sehingga ia dimasukkan ke dalam syurga.”
Lalu ia berpaling kepada sahabatnya dan berkata,”Aku adalah Al quran yang terkadang kamu baca dengan suara keras dan terkadang dengan suara perlahan.

-Jangan khawatir setelah menghadapi pertanyaan Munkar dan Nakir ini, engkau tidak akan mengalami kesulitan.”

-Setelah para malaikat itu selesai memberi pertanyaan, ia menghamparkan tempat tidur dan permadani sutera yang penuh dengan kasturi dari Mala’il A’la. (Himpunan Fadhilah Amal : 609)

Allahu Akbar, selalu saja ada getaran haru selepas membaca hadits ini. Getaran penuh pengharapan sekaligus kekhawatiran. Getaran harap karena tentu saja mengharapkan Al-Qur'an yang kita baca dapat menjadi pembela kita di hari yang tidak ada pembela. Sekaligus getaran takut, kalau-kalau Al-Qur'an akan menuntut kita.

Yaa Allah… terimalah bacaan Al-Qur'an kami. Sempurnakanlah kekurangannya.
Banyak riwayat yang menerangkan bahwa Al-Qur'an adalah pemberi syafa’at yang pasti dikabulkan Allah Subhana wa Ta'ala Aamiin...
QS 43:44 Al Qur'an akan diminta pertanggung jawaban
Qs. 18:103-106 Al Qur'an yang menjadikan Sholat, Puasa, Sedekah, Haji dan perbuatan baik..
Qs 43:36 Berpaling dari Al Qur'an syaitan teman karibnya...
Qs 20:100 Berpaling dari Al Qur'an akan memikul dosa yang Besar pada hari kiamat
Qs 41:41 Berpaling dari Al Qur'an pasti celaka
Qs 50:5 Berpaling dari Al Qur'an kacau balau kehidupannya....

Oleh: Prof. DR. Ahmad Sathori Ismail

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ُ المُؤْÙ…ِÙ†ِينَ Ø¥ِيمَانًا Ø£َØ­ْسَÙ†ُÙ‡ُÙ…ْ ...