Bang, saat kami mengundang seorang ustadz terkenal, beliau minta
hubungi managernya. Ternyata minta DP dan tarif yang kami sangat berat
membayar. Bagaimana hukumnya?
SubhanAllah dalam surah Yasin ayat
21,
"Ikutilah mereka yang berda'wah yang tidak minta ganjaran (tarif) kepadaMu, merekalah juru da'wah yang diberi hidayah Allah".
Kalau minta
tarif maka sudah hilang ruh da'wah dan kemuliaan dirinya, tidak ada
wibawa, da'wahnyapun menjadi tumpul, hampa, dan tidak menyentuh hati lagi. Hanya main-main kata walau bagus retorikanya.
Peringatan Rasulullah, "Barangsiapa menuntut ilmu, yang seharusnya ia
tuntut semata-mata mencari wajah Allah ‘Azza wa Jalla, namun ternyata ia
menuntutnya semata-mata mencari keuntungan dunia, maka ia tidak akan
mendapatkan aroma wanginya surga pada hari kiamat" (HR Abu Dawud, Ahmad
dan Ibnu Majah).
Kalaupun diberikan sesuatu yang tidak mereka minta, maka boleh ia menerimanya apalagi kemudian dimanfaatkan untuk harakah da'wahnya seperti pesantren, mesjid, anak-anak yatim yang diasuhnya. Sungguh sebenarnya juru da'wah itu lebih berhak untuk diberi upah hanya TIDAK PANTAS MINTA TARIF. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya perkara yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah kitabullah" (HR Ibnu Majah).
Sejatinya juru da'wah mulia itu istiqomah, tsiqqoh dengan da'wahnya karena ia punya kedudukan sangat mulia disisi Allah sebagai "waratsatul anbiyaai" PEWARIS PARA NABI, jangan digadaikan apalagi dijual kedudukan mulia itu dengan harga murah dunia. Contohlah seperti Rasulillah dan para sahabat yang menyertai beliau, BERDA'WAH DAN BERDAGANG. Mulia di hadapan Allah, dan mulia juga di hadapan manusia.
Sungguh da'wah itu bukan profesi tetapi AMAL MULIA SETIAP PRIBADI MU'MIN. Sejak abang bercita-cita ingin menjadi guru, di usia 16 tahun abang sudah berdagang sampai saat ini. Mesjid Az Zikra memberi upah dua imam, masing masing Rp . 3.800.000 setiap bulan, tiga muadzdzin masing masing Rp. 2.400.000 . Itupun masih ada kesempatan belajar, mengajar dan berdagang, dan mereka menempati rumah yang disediakan oleh majlis. Plus THR dan bonus Ramadhon, adapun khotib jum'at Rp. 1.250.000, itu semua tanpa mereka minta tetapi kami memikirkan keadaan mereka walau banyak kekurangan. Kami sangat menyayangi mereka karena Allah.
Allahumma ya Allah berkahilah da'wah kami dengan sifat ikhlas di hati kami, pikiran kami, ucapan kami, aktivitas kami dan da'wah kami...aamiin....
Dan jangan lupa sebelum rehat malam ini berwudhu, berdoa, berzikir, dan berazam untuk sholat malam.
K. H. Muhammad Arifin Ilham
14 April 2015
Kalaupun diberikan sesuatu yang tidak mereka minta, maka boleh ia menerimanya apalagi kemudian dimanfaatkan untuk harakah da'wahnya seperti pesantren, mesjid, anak-anak yatim yang diasuhnya. Sungguh sebenarnya juru da'wah itu lebih berhak untuk diberi upah hanya TIDAK PANTAS MINTA TARIF. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya perkara yang paling berhak kalian ambil upahnya adalah kitabullah" (HR Ibnu Majah).
Sejatinya juru da'wah mulia itu istiqomah, tsiqqoh dengan da'wahnya karena ia punya kedudukan sangat mulia disisi Allah sebagai "waratsatul anbiyaai" PEWARIS PARA NABI, jangan digadaikan apalagi dijual kedudukan mulia itu dengan harga murah dunia. Contohlah seperti Rasulillah dan para sahabat yang menyertai beliau, BERDA'WAH DAN BERDAGANG. Mulia di hadapan Allah, dan mulia juga di hadapan manusia.
Sungguh da'wah itu bukan profesi tetapi AMAL MULIA SETIAP PRIBADI MU'MIN. Sejak abang bercita-cita ingin menjadi guru, di usia 16 tahun abang sudah berdagang sampai saat ini. Mesjid Az Zikra memberi upah dua imam, masing masing Rp . 3.800.000 setiap bulan, tiga muadzdzin masing masing Rp. 2.400.000 . Itupun masih ada kesempatan belajar, mengajar dan berdagang, dan mereka menempati rumah yang disediakan oleh majlis. Plus THR dan bonus Ramadhon, adapun khotib jum'at Rp. 1.250.000, itu semua tanpa mereka minta tetapi kami memikirkan keadaan mereka walau banyak kekurangan. Kami sangat menyayangi mereka karena Allah.
Allahumma ya Allah berkahilah da'wah kami dengan sifat ikhlas di hati kami, pikiran kami, ucapan kami, aktivitas kami dan da'wah kami...aamiin....
Dan jangan lupa sebelum rehat malam ini berwudhu, berdoa, berzikir, dan berazam untuk sholat malam.
K. H. Muhammad Arifin Ilham
14 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar