Sabtu, 07 Desember 2013

Panggilan Yang Baik

Panggilan buat anak... Yaa Nuuro 'Ainayya... Wahai cahaya mataku... Ta'aal hunaa... Mari sini...

Atau coba jajal panggil... Yaa Mubasysyirol qolbi... Wahai yang menggembirakan hati... Ta'al ilaa hunaa... Mari sini...

Manggilnya jangan dengan panggilan yang macem-macem, sia-sia, apalagi sampe punya arti kaco... "Eh, geblek... Sini Luh...". Jangan. Tar anak beneran geblek.

"Cantiiiikkk... Sini Naaak... Cantik yang salehah... Sini sayang..." Gini nih panggil anak.

Nanti anak akan jawab... "Iyaaa Ibuk cantiiikkk... Yang kecantikannya menerangi seisi rumah..."
Atau anak akan jawab, "Iya ibuk yang salehah, yang dirindukan Rasul saat nanti bertemunya.."

Kalau lagi marah, marahlah seperti ibunya imam Sudais... "Idzhab anta. Ilaa masjidil haroom. Kun imaaman hunaak." Keren banget dah.
Marah aja jadi doa. "Pergi sana ke masjidil harom. Jadi imam sono..." Gitu kata ibunya imam sudais. Umur 24 tahun, imam Sudais jadi imam beneran.

Jangan sampeeee nyebut anak, sebagai anak syetan pas lagi marah... "Anak syetan nih emang...". Dia ga sadar, itu anaknya sendiri. Berarti?

Panggil suami... "Kakanda sayang....". Suaminya jawab, "Iye peyaaaanggg...". Aaaah, payah dah. Istri udah mau bermanja-manja. Jadi berantem, hehe

Sumpahin anak tuh begini yang cakep: "Emak sumpahin kamu 17 turunan ke bawah, kaya-kaya, lagi saleh..." Nah, turunan ke-18 ke atas, sumpahin lagi.

Panggil ustadznya apa? "Ustadz Yusuf yang baik hati, tidak sombong, lagi rajin menabung...?" He he he he...

"Wahai Australia, tetangga kami yang baik hati, yang udah ngasih banyak kemudahan saudara-saudara kami di sana... Wahai Australia yang akhlaknya baik..."
Gitu tuh manggil Australia...
"Wahai Australia, yang sapi-sapinya banyak kami terima di sini..."

Panggil presiden kita, menteri-menterinya, pejabat-pejabat kita, dengan panggilan-panggilan yang baik. Jadi doa buat beliau-beliau. Semoga.

Panggil tetangga: "Eh tetanggaaa... Rapih amat siiiihhh... Mau kemanaaa? Ke pasar?". InsyaaAllah tetangga, bakal gorengin ikan daaah.

Nabi memanggil 'Aisyah, istrinya, dengan panggilan: "Yaa Humaira... Wahai yang pipinya kemerah-merahan..." Dahsyat! InspiringHusband banget.

Coba panggil istri: "Yaa Humaira...". He he, dia bakal sewot... "Siape tuh...? Cewek mana...? Jangan macem-macem yeee..." Hehe, ga ngarti dia...

Rasul emang subhaanallaah dah...
Suatu saat, beliau datang, mencari menantunya... Sayyidinaa 'Ali Karramallaahu wajhah. Yang ada di rumah, hanya Faathimah. Imam 'Ali, ga ada. "Di mana putra pamanku yang kumuliakan...?" Lihat. Beliau menyebut Imam 'Ali begitu. Beliau itu Rasul. Bukan hanya mertua. Tapi begitu sopan dalam memanggil nama atau menyebut nama menantunya. MaasyaaAllah.
Subhaanallaah kan?
Dan Nabipun menyusul. Menyusul Imam 'Ali. Luar biasa. Mertua loh. Rasul lagi. Nyusul menantu. Padahal beliau bisa banget manggil.

Besok cerita-cerita di Istiqlal, tentang ini aja ya? Tentang Nabi, 'Aisyah, Faathimah, dan 'Ali? Keren. Saya suka nangis kalo inget beliau-beliau semua.
"Wahai suamiku, jangan ada yang memandikan aku setelah wafatnya diriku... Kecuali engkau..." Begitu pinta Faathimah, kepada Imam 'Ali. *merinding.
Besok di Istiqlal, saya ceritain yang lebih merindiiiiinggg... Tentang Rasul, Siti 'Aisyah, Siti Faathimah, dan Imam 'Ali.

Ustadz Yusuf Mansur
22 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ ...