Minggu, 17 Maret 2013

Menabung vs Sedekah vs Bisnis

Pepatah menabung, sedikit demi sedikit, lama-lama?
Habis juga, he he he.

Masih di pepatah menabung: Sedikit demi sedikit, lama-lama?
Ga jadi-jadi bukitnya, he he. Sekalinya jadi, lamaaa banget jadinya.

Pepatah sedekah?
Beda banget. keren banget. Sedikit demi sedikit, langsung jadi bukit. Ga pake lama. Sekalipun lama, itu "cuma" perasaan aja. Perasaan was-was dari syetan. Seakan-akan lama. Klo dihitung dengan durasi nabung, tetep beda. Lamaan nabung dibanding hasil sedekah.

Pepatah di bisnis, perdagangan, usaha, juga ga kalah keren.
Apa pepatahnya?
"Sedikit demi sedikit, jalan aja. Ga usah nunggu banyak."
Ya, ada berapa modalnya, ya jalan aja.

100 rb. Usaha apa? If there is a will, there is a way. Itu kata orang. Saya tambahin: If there is doa, there is a way.

Dan ga bener buat kawan-kawan yang bisa twitteran punya "cuma" 100 rb. Jual aja hp nya, he he. Lebih dah tuh dari 100 rb. Apalagi kalo baju lebihnya dijual, celana lebihnya dijual, sepatunya, gitarnya, tv nya, kulkasnya, dvd nya... Tambah banyak tuh modalnya. Mikirnya sih "hanya" uang cash. Coba mikir aset yang selama ini kurang bermanfaat secara bisnis.

Punya sepeda, dipakenya seminggu sekali. Ya jual aja. Mending buat dagang.
Lah, kalo mau sepedaan? Ya mikir dong... Emangnya harus punya untuk bisa sepedaan? Kan bisa minjem sama mertua, qik qik qik qik.
Saudara jual sepeda saudara. Lalu duitnya buat bikin event + promo "sepedaan di kaki gunung X" gitu. Ini misal. Bikin differensiasinya. Misalkan: Dhuha di atas gunung. Berjamaah bareng petani. Dan lain-lain. "Sepeda Santri". Begitu misalnya nama eventnya. Saudara kontak hotel sekitar gunung tsb. Saudara kontak juga travel agent. Ah, pokoknya bisa dah. Asal judulnya "Ga ada yang nganggur, dan Yang parah adalah, "Otak kita lebih banyak nganggurnya", he he he. Dan mau tahu yang lebih parah laginya?

Yang lebih parah adalah, Allah lebih sering "dibuat nganggur" oleh kita. Sebab ga ada doa kita. Coba dong "buat sibuk" Allah. Maaf ya. Kalimat saya rada-rada kontroversi. Tapi begitulah qt. G ada doa kita, ga ada ibadah qt. Allah "ga bekerja" untuk qt.

Nanti kalo event "Sepeda Santri" tsb berhasil, ya qt beli lagi deh sepeda. Bikin bukan sepedaan biasa. Keliling pesantren.

Ini saya ngajak mikir. Sampe tabungan saudara pun, jadi duit nganggur buat saudara. Akhirnya orang lain "yang beruntung". Kita-kita yang nabung. Kemudian bank minjemin kepada pengusaha. Lalu dia bisa bangun hotel misalnya. Kita-kita yang punya duit, dibagi sedikit sekali. Setahun palingan 2%. Itu pun lebih sering kena pajaknya. Alhamdulillaah.
Sedang "yang memakai" tabungan qt, karena mereka bergerak, mereka jadi punya hotel, dan bisnis-bisnis lain. Setelah kredit mereka lunas, duit qt ya tetep segitu. Sedang mereka? Bertambah jadi punya aset + punya usaha.

Ini giliran saya ngajak pinter, ngajak punya, dengan Patungan Usaha, Patungan Aset, pada melotot, he he he he.
Saya ngajak pinter, mending qt ngumpul, duit tabungan qt, qt kumpulin sendiri, qt gerakin bisnis sendiri. Saya juga ngajak punya. Klo yang pada punya tabungan, ngumpul, maka aset + usaha, ya jadi punya situ pada. Ga brenti jadi tabungan nganggur.

Pelan-pelan saya "meracuni" otak dan pemikiran saudara, he he he.
Dari banyak sisi. Supaya brubah. Supaya pinter. Supaya punya. Supaya berkembang.

Saya pun ngajak action. Insya Allah. Bukan sekedar ngajak, mempengaruhi, apalagi menggurui. Ini sama-sama take an action. Maka macem-macemlah saya buat. Doain, supaya semuanya berkah dan diridhai Allah. + manfaat.

Ok, mulai sekarang, coba jangan pada dianggurin itu karunia Allah. Waktu, otak, badan, uang...

Prinsip dasarnya: Tangan, kaki, mata, telinga, semua dimintai pertanggungjawaban sama Yang Udah Ngasih. Yakni Allah. Ini prinsip dasarnya.

Ustadz Yusuf Mansur
6 Maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ ...