Selasa, 29 April 2014

Shalawat

Sebagai pengantar doa, shalawat itu cakep banget. Dipakai sebagai pembuka dan penutup doa. Doa, apa saja, awali dan akhiri dengan shalawat.

Bahkan sebagai doa, shalawat pun bisa berdiri sendiri sebagai doa. Bukan sebagai pembuka dan penutup. Kenapa?
Sebab yang namanya doa, kembali untuk yang mendoakan. Apalagi yang didoakan ini, Nabi Muhammad.
Makin keren orang yang didoakan, makin keren doa itu kembalinya buat yang mendoakan.

Maka ketika kita bershalawat, sesungguhnya ia adalah doa juga. Sebab doain Nabi. Dan doa itu, berpulang lagi kepada kita.

Dalam keadaan saya ga enak badan, seperti sekarang ini, saya baca shalawat yang banyak. Sebab ia juga sebagai penggugur dosa. Penyakit, atau kesusahan, meski tidak selalu, ia bisa timbul sebab dosa. Maka shalawat cakep banget buat nyembuhin dan nyenengin.

Dengan bershalawat banyak-banyak, hajat apa aja juga bisa kabul. Baik itu hajat dunia, secara dunia kan milik Allah juga. Dan hajat-hajat ukhrowi.

Hajat ukhrowi itu apa?
Rumah dan mobil, serta duit yang banyak juga, bisa jadi hajat ukhrowi. Manakala dimaksudkan bervisi misi ukhrowi. Minta rumah, supaya bisa nyenengin istri dan anak-anak. Ini dunia, tapi sekaligus berdimensi akhirat. Buat pengajian, dll. Bukan untuk sombong. Minta mobil, supaya bisa ke Istiqlal ga sendirian. Bisa bawa orang banyak. Minta duit banyak, supaya bisa haji dan ngehajiin orang tua.

Kayak gitu-gitu dah. Permintaannya keliatannya dunia, tapi ia bervisi misi akhirat.
Minta jadi pengusaha, misalnya, supaya bisa bebas dhuha 12 rokaat dan bisa mempersilahkan karyawatinya berjilbab. Ini ukhrowi. Hajat-hajat dunia utuh aja, dengan bershalawat, ya hajat itu ditempuh dengan cara-cara ukhrowi. Dengan shalawat. Bukan dengan mencuri. Minta kerjaan sama Allah, akan beda bila kawan-kawan memperbanyak shalawat. Sehari seribu dah. Istiqomahin. Bahkan saat nanti dah dapat.

Sore tadi, badan lagi pada ngerentek, ngilu. Alhamdulillah, dishalawatin aja. Enakan. Apalagi didoain kawan-kawan semua.
Sore tadi juga baca sms orang. Yang lama sekali ga hamil-hamil. Setelah memperbanyak shalawat, anaknya dah 8 bulan. Tadi dibawa ke Istiqlal katanya.

Buat kawan-kawan yang anaknya bandel, rada-rada susah diatur, sering-sering usap kepalanya dan dadanya dengan baca shalawat. Sebagai doa bagi kelembutannya.
Tetangga yang rese, bos yang ga ngenakin, bacain shalawat aja. Maksudnya? Doain supaya pada jadi baik. Nah, iringi doa itu dengan shalawat.
Diambekin bini? Bacain beliau shalawat, sambil kasih uang belanja 10 juta. InsyaaAllah bakalan senyum lebar dah, he he he.
Skripsi, sidang, tesis, ujian, tes-tes, shalawatin aja. Maksudnya? Doa supaya diberi kemudahan. Terus iringi doa itu dengan shalawat.
Sering-sering shalawatin guru. Maksudnya? Doain guru. Supaya sehat, pondoknya berkah. (Kode). Iringi doa itu dengan shalawat.

Apalagi jika kawan-kawan bisa bershalawat dan doa supaya dimudahkan bangun malam, shubuh berjamaah, puasa senen kamis. Makin top.

Semua shalawat, semua doa, kembali kepada yang mendoakan.

اللهم صل علی سيدنا محمد وعلی ال سيدنا محمد.

Awlloohuma sholli 'alaa Sayyidinaa Muhammad, wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad.

Niatin dah. Sehari ga lepas dari bershalawat 100x minimal. Dan saban hari ngajak orang untuk bershalawat dengan cara-cara yang santun.

"Sesekali", yang tulus doain Nabi. Yang tulus bershalawat. Bener-bener hanya mendoakan Nabi. It's cakep. Pure. Murni. Tanpa hajat macem-macem.

Yuk, baca 100 salawat sekarang. Ini shalawat yang paling pendek:
صل الله علی محمد.
Shollawloohu 'alaa Muhaammad.

Ustadz Yusuf Mansur
27 April 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ ...