Selasa, 08 Juli 2014

Malikul Mulk

Teringat kisah al Fiil... Tentara gajah. Salah 1 pasukan terbaik yang pernah ada di muka bumi saat itu. Lambang kekuatan.

Suku Quraisy dikasih kemuliaan oleh Allah, di antaranya menjadi Penjaga Ka'bah. Rumah Allah.

Abrahah, seorang gubernur Habasya yang berambisi menghancurkan dan meratakan Ka'bah dengan tanah.

Bila satu hal udah mau dilindungi Allah, udah mau ditolong Allah, maka ga ada yang bisa melawan Kehendak Allah. Ka'bah dan semua jengkal di bumi ini milik Allah. Termasuk Indonesia. Sejatinya Allah pasti bela jika ada yang mau merusak.
Masalahnya, jika Allah biarkan hancur, rusak, kacau, jangan-jangan emang ga pantes buat dibela, ga pantes dilindungi, ditolong.

Singkat cerita, pasukan Abrahah sudah bergerak. Menuju Mekkah. Quraisy, sebagai imam para suku dan suku-suku lain, dengar dan tahu.

Abrahah dan pasukannya berkemah di tempat yang tidak jauh dari Mekkah. Mereka menjarah ternak-ternak dan dagangan-dagangan orang-orang Mekkah. Abdul Muthallib menemui Abrahah. Pemimpin ketemu pemimpin. Meminta agar apa yang dirampas dikembalikan Abrahah.
Abrahah tertawa dan heran. "Engkau dan kaummu tau. Bahwa aku dan pasukanku datang untuk menghancurkan Ka'bah... Tapi bukannya meminta kami balik kanan ke negeri kami. Malah meminta yang kecil, remeh temeh...", Abrahah heran.

Ya. Abrahah heran, ada kesempatan Abdul Muthallib meminta ampunannya Abrahah, dan memohon agar jangan menghancurkan Ka'bah. Tapi yang Abrahah dengar malah Abdul Muthallib minta agar Abrahah mengembalikan ternak-ternak dan dagangan orang-orang Mekkah yang dirampas. Abrahah menganggap Abdul Muthallib dan Quraisy malah kayak ga mikirin Ka'bah. Kepentingan Nasional, he he. Begitu kira-kira.

Tapi jawaban Abdul Muthallib apa? "Kami minta yang memang kami punya. Adapun Ka'bah itu, ada sendiri yang punya. Allah. Biar saja engkau dan pasukan bergajahmu berurusan dengan Allah, Pemilik Ka'bah. Robbul Baitil 'Atiiq..."

Pembicaraan antar pemimpin, selesai. Abrahah tidak mau mengembalikan apa yang sudah dirampasnya.

Hari yang ditetapkan, tiba. Pasukan bergajah diberangkatkan.
Deru debu, suara lengkingan gajah-gajah yang terlatih memang untuk perang, teriakan pasukan tempurnya Abrahah, begitu mencekam. Tapi apa yang terjadi di seputar Ka'bah sendiri? Mereka meyakini bahwa Allah pasti menjaga Rumah-Nya.

Keyakinan Abdul Muthallib dan pembesar-pembesar Quraisy, menenangkan seluruh penduduk negeri Mekkah dengan berbagai sukunya.

Pasukan gajah berangkat. Ada kesombongan Abrahah dan pasukannya. Seakan gajah itu milik mereka dan bisa dikendalikan mereka. Apalagi gajah-gajah itu sudah dilatih dan dipersiapkan untuk perang. Bukan gajah taman safari, he he he. Yang ngarep kacang. Gajah-gajah itu, dan apapun di dunia ini, milik Allah. Pengendali mereka adalah Allah. Termasuk semua senjata termodern kelak, hari ini, 1400-an tahun sejak Tahun Gajah, hingga tahun-tahun ke depan. Milik Allah.

Karena milik Allah. Maka pengendali sebener-benernya adalah Allah. Bukan manusia. Apapun itu. Nuklir, Drone, Tank, Rudal, dll. Gajah-gajah tempur berpakaian perang, yang memakai pelindung kepala besi, sudah diarahkan penunggangnya ke Ka'bah...
Bahkan sudah berangkat... Bagai drone, nuklir, rudal, tank, yang sudah dilepas menju target yang sudah dilocked.

Keanehan terjadi...

Sampe sini, buka dulu gih... Qs. Al Fiil dan Quraisy. Epik yang diceritakan lansung oleh Penyaksi dan Pengendali Sejarah, tolong dibuka dulu. Buka dulu 2 surah ini, al Fiil dan Quraisy. Baca teksnya. Baca artinya. Berulang dan berulang.

Sebelum lagi kemudian burung-burung Ababil diterbangkan Allah, membawa batu-batu kerikil dari neraka. Ada keanehan...
Keanehannya apa? Baca aja dulu 2 surah itu ya. Baca sama artinya. Jangan sekali. Tapi berulang dan berulang.

Burung-burung Ababil itu bagaikan drone super canggih yang dimiliki Allah, bahkan bukan saja untuk manusia pada zaman itu. Tapi juga bagi manusia sepanjang zaman. Kalo manusia, khususnya Masyarakat Indonesia, mau punya senjata yang beginian...
Ya. Bila Indonesia pengen punya senjata yang dikeluarkan Allah langsung dari Sisi-Nya, yang pastinya ga ada lawan, caranya gampang. Bahkan ga pake dan ga perlu anggaran APBN. Ga pake beli kemana-mana, yang aneh juga jadinya. Tank-tank, kapal-kapal selam, drone, dll... Senjata-senjata super canggih, dibelinya bahkan dari negara-negara lain. Ya makin ga ada rahasia negara. Kecuali kalo bikin sendiri.

Senjata milik Allah, belinya pake ketakwaan aja. Allah ga butuh duitnya manusia. Bertaqwa aja yang bener. Nanti Allah persenjatai.

Ok, selamat membaca dulu Qs. al Fiil dan Qs. Quraisy. Nanti saya terusin ceritanya. InsyaaAllah. Tentang keanehan yang dimaksud.
Doain juga saat hujan begini, agar Masjid Tahfidz DQ dikasih rizki supaya selesai pembangunannya. Makasih ya. Salam.

Ustadz Yusuf Mansur
7 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jaga Iman dan Akhlak

 Sahabatku iman yang paling baik adalah akhlak Dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ ...